Klan Castro Mulai ‘Buka Jalan’ Bagi Gereja di Kuba
Sumber: REUTERS

Internasional / 9 September 2015

Kalangan Sendiri

Klan Castro Mulai ‘Buka Jalan’ Bagi Gereja di Kuba

Theresia Karo Karo Official Writer
5404

Berhasil merebut kekuasaan, Fidel dan Raul Castro mendeklarasikan Kuba sebagai negara ateis pada tahun 1959. Meskipun keduanya dibaptis sebagai Katolik Roma dan dididik oleh kelompok Jesuit, klan Castro ini balik melawan gereja Katolik.

Di bawah kepemimpinan Castro, otoritas Kuba mengincar para pendeta dan menutup sekolah-sekolah agama di negara kepulauan yang terletak di Karibia tersebut. Meskipun begitu, di masa tuanya dua bersaudara ini sepertinya berkeinginan membawa kembali gereja sebagai tuan rumah dalam kunjungan rutin kepausan akhir-akhir ini.

Rencananya, Paus Fransiskus akan tiba di negara komunis ini pada 19 September 2015. Selain dianggap sebagai penanda hubungan baru antara gereja dan Kuba, kunjungan kali ini sekaligus menunjukkan pelunakan sikap dua bersaudara Castro terhadap agama Katolik.

Dipihak lain, gereja juga sudah tidak bersikap konfrontatif. Pihaknya lebih memilih untuk menggunakan dialog yang cair dengan pemerintah Kuba. Bahkan sejak tahun lalu, gereja turut andil dalam perbaikan hubungan antara Kuba dan Amerika Serikat.

Pada masa tuanya, Fidel Castro yang saat ini berusia 89 tahun berulang kali memuji nilai-nilai kekristenan. Sang pensiunan presiden ini juga menganggap pendeta Brazil, Frei Betto sebagai teman dekatnya.

Selangkah lebih maju, Raul Castro sang presiden bahkan telah membuka dialog dengan para pemimpin Kristen yang menghasilkan beragam persetujuan. Mulai dari pembebasan puluhan tahanan politik, hingga memberi ‘lampu hijau’ terhadap pelaksanaan prosesi keagamaan di Kuba.

Saat berkesempatan menjumpai Paus Fransiskus di Roma pada awal tahun ini, Raul mengungkapkan bahwa dirinya terkesan dengan “kearifan dan kesantunan” pemimpin umat Katolik tersebut.

“Bila Paus terus berlaku seperti apa yang selama ini dilakukannya, cepat atau lambat saya akan beribadah lagi dan kembali ke gereja, dan saya tidak mengada-ada,” ujarnya apda media.

Pernyataan ini sempat mengagetkan dunia. Akan tetapi, pihak gereja di Kuba menanggapinya dengan hati-hati. Dionisio Garcia uskup agung Santiago de Cuba mengatakan bahwa dirinya memang belum pernah mendengar klan Castro kembali ke gereja.

“Saya belum pernah mendengar bahwa mereka kembali ke gereja, tetapi orang bisa berubah sepanjang hidupnya,” ungkap Garcia yang juga menjabat sebagai Presiden Konferensi Uskup Kuba itu.

Meskipun begitu, dia tetap menekankan harapannya untuk kebebasan beragama secara penuh di Kuba. “Banyak hal telah berkembang untuk semua agama. Saya percaya mentalitas negara ini telah berubah. Lebih banyak toleransi untuk praktik-praktik agama. Belum semua yang kita inginkan terwujud, tetapi segalanya telah jadi lebih baik,” papar uskup Garcia.

Gereja juga mengakui bahwa telah terjadi perkembangan besar di negara berpartai tunggal tersebut. Terutama sejak terobosan negosiasi di 2010 yang membebaskan 75 tahanan politik di Kuba.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Let share! Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Charismanews/CNNIndonesia.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami