4 Cara Bantu Anak Asah Bakat Terpendamnya
Sumber: Rumahinspirasi.com

Parenting / 20 August 2015

Kalangan Sendiri

4 Cara Bantu Anak Asah Bakat Terpendamnya

Lori Official Writer
5047

Tuhan menganugerahkan keturunan di dalam sebuah keluarga karena Tuhan mempercayakan orang tua merawat dan mendidik anak menjadi apa yang Tuhan kehendaki. Memang benar bahwa membesarkan dan mendidik anak bukanlah perkara mudah, sehingga banyak dari orang tua khawatir dan sibuk melakukan banyak hal yang mereka pikir mampu menolong anak tumbuh seperti yang mereka inginkan.

Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang mengabaikan hal terpenting yang sangat memengaruhi pertumbuhan anak di masa dewasanya, yaitu membantu anak tumbuh dalam kehidupan emosional yang relatif sehat (seperti rasa peduli, mengasihi, dan jujur), membantu anak untuk memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, pendidikan yang layak dan mengenali setiap potensi-potensi yang dimiliki anak sebagai sebuah kekuatan yang, tentu saja, akan bermanfaat untuk kehidupannya.

Dari keempat hal di atas, orang tua kerap lalai mengenali bakat dan potensi yang dimiliki anak sejak kecil. Berikut peran orang tua agar anak mengasah bakat-bakat terpendamnya.

Tunggu dan perhatikan

Kapan sebaiknya mulai mengidentifikasi bakat terpendam anak? Waktu terbaik untuk itu adalah saat mereka lahir. Orang tua mungkin belum melihat banyak hal pada awalnya, tetapi tunggu dan perhatikanlah seiring pertumbuhan anak dari waktu ke waktu. Hal demikian mungkin akan terlepas dari perhatian seorang ayah, tetapi ibu diberkati dengan naluri terhadap anak-anak mereka, sehingga mereka akan cenderung peka dengan tanda-tanda kepribadian yang mulai muncul di dalam diri anak.

Orang tua bisa mengidentifikasi bakat itu dari hal-hal sederhana, seperti apa yang paling mereka suka, kegiatan apa yang menarik perhatian dan rela terlibat dalam kegiatan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Biasanya bakat itu akan semakin menonjol ketika anak sudah berusia 12 tahun. Tetapi hanya karena mendorong anak bermain piano sejak usia 6 tahun bukan berarti dia tertarik menjadi seorang pianis. Atau ketika anak diberi kepercayaan menyampaikan pidato di depan kelas, bukan berarti anak ditakdirkan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga. Jadi, orang tua berperan penting untuk terus memantau beragam minat anak dan mengidentifikasi bakat dominan yang dimiliki anak.

Menghargai bakat anak

Banyak orang tua yang tampaknya tidak setuju dengan kesenangan anak sehingga banyak dari mereka yang mencoba untuk menghalangi dan melarang anak untuk tumbuh menjadi apa yang mereka senangi. Misalnya, seorang ayah yang menaruh minat bisnis yang kuat menghendaki bakat yang sama terhadap anak. Padahal, anak justru lebih tertarik dengan bakat di dunia musik. Sehingga banyak pertentangan dari sang ayah dalam perjalanan pertumbuhan anak untuk menjadi apa yang mereka inginkan.

Dorong anak mencari bakat-bakatnya

Akan ada anak yang tampaknya tidak menunjukkan bakat-bakatnya sejak kecil. Dalam hal ini, orang tua patut membantu anak untuk mengenali bakat-bakat mereka, misalnya mengajaknya bermain atau melakukan kegiatan tertentu. Lalu perhatikanlah bagaimana anak meresponi kegiatan yang mereka lakukan, apakah mereka tampak tertarik atau tidak.

Sembari mengamati bakat yang dia miliki, buatlah jurnal sederhana yang berisi tentang daftar bakat yang tampaknya menarik perhatian anak. Dari hal itu, Anda akan bisa mulai mengidentifikasi potensi yang dominan dimiliki anak yang bisa saja akan terjadi secara berulang.

Latih anak

Mungkin orang tua akan tampak kesulitan dalam hal ini. Tetapi bagaimana pun juga orang tua adalah orang terdekat yang lebih mengenal minat anak. Untuk itu, mulailah menegaskan kepada anak akan bakat-bakat yang mereka punya kemudian mendorongnya untuk mengembangkan bakat itu. Misalnya, orang tua yang memiliki anak yang berbakat dalam renang bisa mendorong anak untuk ambil bagian dalam kesempatan di berbagai lomba renang. Lalu rayakan prestasi anak ketika mereka merasa bisa melakukannya dengan baik.

Orang tua memang berperan penting mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan. Sama seperti perintah Tuhan bagi setiap orang tua untuk mendidik anak muda sesuai dengan jalan yang patut baginya sehingga pada masa tuanya kelak ia akan menikmati buah yang baik (Amsal 22: 6). Dalam artian, orang tua berperan untuk memperhatikan bakat anak-anak dan menjadi guru bagi anak. Ingatlah bahwa setiap anak sesungguhnya dikaruniai bakat-bakat tertentu dari Tuhan.

Sumber : Familylife.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami