-
Share:
Pemimpin Korea Utara akan Diberikan Soekarno Award
Theresia Karo Karo Official Writer
Untuk kedua kalinya, orang nomor satu di Korea Utara akan kembali menerima penghargaan Soekarno Award. Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri menilai bahwa Kim Jong Un gigih dalam menjalankan pemikiran Kim Il Sung dalam melawan imperialisme.
“Kim Jong Un terbukti secara konsisten tetap melaksanakan jalan pikiran pemimpin besar mereka, yaitu Kim Il Sung, yakni melawan imperialisme,” ungkapnya usai bertemu dengan Ri Jong Ryul, Duta Besar Korea Utara, pada Kamis lalu (30/7).
Wanita yang juga pendiri Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara tersebut mengungkapkan bahwa kegigihan Kim Jong Un dalam melawan imperialisme sejalan dengan pemikiran Soekarno yang anti-neo kolonialisme imperialisme (nekolim).
“Jadi, kami akan mengulangi, memberikan Soekarno Award kepada Kim Jong Un karena kegigihannya melawan nekolim,” terang Rachmawati. Sebelumnya, penghargaan ini juga pernah diberikan kepada Kim Il Sung di tahun 2011 sebagai tokoh perdamaian kemerdekaan.
Menanggapi hal ini, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam pemberian apresiasi kepada pemimpin Korea Utara tersebut. Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar, mendesak untuk pembatalan pemberian penghargaan.
“Kontras meyakini ketidaketisan dan ketidaktepatan dalam pemberian penghargaan tersebut, serta mendesak Yayasan Pendidikan Soekarno segera membatalkan pemberian penghargaan,” jelasnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis kemarin (6/8).
Mengingat adanya dugaan pelanggaran HAM berat yang dilaporkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Menurut Haris, hal ini seharus menjadi indikator penting untuk pemberian gelar dalam bentuk apapun.
“Korea Utara merupakan salah satu negara dengan krisis HAM dan demokrasi terburuk, dengan adanya pelanggaran HAM yang berat secara sistematis dan meluas, serta disponsori oleh negara,” paparnya.
Halaman :
1
Hot Topics
Related Articles
