Ahok dan Kompas Disebut Sebagai Dalang Insiden Tolikara Papua

Nasional / 21 July 2015

Kalangan Sendiri

Ahok dan Kompas Disebut Sebagai Dalang Insiden Tolikara Papua

daniel.tanamal Official Writer
15193
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <!--[endif]-->

Ketua Koalisi Masyarakat Progress 98 Faizal Assegaf dalam akun facebook-nya menyebut bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok dan juga media nasional KOMPAS sebagai “Dalang Kerusuhan” insiden di Tolikara Papua yang terjadi pada Jumat (17/7/2015).

Menurut Faizal, keduanya dianggap sebagai dalang penciptaan opini anti Islam yang gencar lebih dari tiga tahun. “Opini dan berita yang digulirkan Kompas dengan memanfaatkan suara-suara kebencian Ahok terhadap ummat Islam dapat disebut sebagai "DALANG KERUSUHAN". Kekhawatiran itu sejak lama telah disuarakan oleh berbagai pihak, namun justru sikap permusuhan Kompas dan Ahok kepada ummat Islam kian menjadi-jadi,” sebut Faizal dalam status yang dibuat pada Sabtu (18/7/2015) lalu.

Berikut adalah pernyataan lengkapnya:

AHOK & KOMPAS "DALANG" PEMBAKARAN MASJID di PAPUA...

Setiap kali ada penyerangan atas rumah ibadah, spontan perhatian ummat Islam tertuju pada Ahok dan Kompas. Kedua pihak dianggap sebagai dalang penciptaan opini anti Islam yang gencar lebih dari tiga tahun.

Tanpa henti-hentinya jaringan media Kompas menyulut kemarahan ummat beragama dengan menyebarkan aneka pernyataan Ahok yang tendensius dan berbau SARA. Sasarannya menciptakan keteggangan antar ummat Islam dan masyarakat non muslim di tanah air.

Kenyataan itu menyulut prasangka dan caci maki antara pengguna media sosial secara masif dan mengkhawatirkan. Bahkan Kompas secara khusus menyediakan kolom komentar di media onlinenya untuk menyerang siapa saja yang menghalangi misi busuk mereka.

Celakanya, kolom komentar di media yang pro aseng itu, disinyalir dimanfaatkan oleh karyawan dan wartawan kompas dengan menggunakan akun siluman untuk mendiskriditkan Islam. Modusnya memecah bela kerukunan beragama demi tujuan membela kepentingan politik Ahok dan konglomerasi aseng.

Penyebaran kebencian terhadap ummat Islam tersebut kini berbuah petaka. Warga mayoritas non muslim di Papua bertindak brutal menyerang ummat Islam saat melakukan sholat Idul Fitri. Dan berlanjut menjadi pengusiran dan pembakaran masjid serta rumah penduduk.

Persoalan yang terjadi tersebut tidak lepas dari efek pemberitaan Kompas yang sering kali memposisikan Ahok sebagai representasi kepentingan minoritas. Hasilnya memicu ketegangan dan provokasi yang meluas di masyarakat arus bawah.

Opini dan berita yang digulirkan Kompas dengan memanfaatkan suara-suara kebencian Ahok terhadap ummat Islam dapat disebut sebagai "DALANG KERUSUHAN". Kekhawatiran itu sejak lama telah disuarakan oleh berbagai pihak, namun justru sikap permusuhan Kompas dan Ahok kepada ummat Islam kian menjadi-jadi.

Bahkan Kompas secara khusus menyebarkan pesan bahwa: Kerusuhan di Tolikara, Papua dipicu oleh penggunaan speaker masjid. Kompas memanfaatkan pernyataan Jusuf Kalla sebagai cara untuk mengkelabui fakta keterlibatan mereka yang selama ini ikut memanas-manasi konflik beragama. Prihatin !

Faizal Assegaf
Ketua Progres 98


Hingga saat ini baik Ahok maupun Kompas belum memberikan komentar atas pernyataan ini. Sementara itu keadaan di Tolikara sendiri berangsur pulih setelah kedua kelompok masyarakat dari Umat Kristen dan Umat Muslim sepakat untuk berdamai dan telah menandatangani kesepakatan bersama.




Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami