Pemerintah Iran menyatakan
diri tidak akan mengembangkan senjata nuklir meski tanpa implementasi
kesepakatan yang dicapai di Vienna, Austria. Dalam pidatonya yang disiarkan
televisi itu, Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (14/7/2015) mengatakan
senjata pemusnah massal seperti senjata nuklir bertentangan dengan ajaran
Islam. Selain itu pemimpin religius Iran Ayatollah Ali Khamenei sudah mengeluarkan dekrit yang melarang pemerintah mengembangkan persenjataan nuklir.
Rouhani juga menjanjikan kepada negara-negara Timur
Tengah yang selama ini mencurigai Iran bahwa negeri itu tidak akan pernah
"menekan" negara-negara tetangganya. Dia
menambahkan kesepakatan masalah nuklir ini akan membuka sebuah babak baru
hubungan Iran dengan dunia luar setelah bertahun-tahun menjalani sanksi
internasional.
"Hari ini adalah akhir dari aksi tiran terhadap
negara kita dan awal sebuah kerja sama dengan dunia. Ini merupakan kesepatakan
timbal balik. Jika mereka tetap pada kesepakatan maka kita juga demikian. Iran
selalu menepati janji dan kesepakatan," ujar Rouhani.
Rouhani menambahkan, kesepakatan juga tengah diupayakan
dengan organisasi penghasil minyak mentah OPEC dan negara-negara utama dunia
untuk meletakkan fondasi untuk memperbaiki perekonomian negeri itu. Dia mengingatkan bahwa saat dia terpilih sebagai presiden
pada 2013 oleh para pemilih yang menginginkan sebuah pemerintahan yang
melindungi program nuklir sekaligus mensejahterakan rakyat.
"Kami tak ingin belas kasihan. Kami ingin sebuah
negosiasi yang adil dan sebuah solusi yang saling menguntungkan. Hari ini,
setelah 23 bulan berunding, kami mencapai titik balik," Rouhani
menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Rouhani juga meminta
negara-negara tetangga Iran untuk mengabaikan propaganda Israel yang mengecam
kesepakatan ini. Rouhani menegaskan Iran juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas kawasan.