Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang meningkatkan pelatihan untuk para pasukan ISIL atau juga dikenal dengan ISIS. Tentu saja hal ini dianggap sebagai sebuah kesalahan bicara, meskipun sangat fatal akibatnya karena segera menimbulkan berbagai pandangan dan reaksi yang begitu cepat dari warga internasional terkait posisi AS dalam perang melawan para gerombolan teroris tersebut.
"Kami meningkatkan pelatihan pasukan ISIL, termasuk relawan dari suku Sunni di Provinsi Anbar,” begitu kata Obama dalam pernyataannya yang disampaikan setelah mendapatkan penjelasan dari para pejabat keamanan soal upaya AS dalam mengalahkan ISIS, salah satunya adalah memberikan pelatihan bagi kelompok pemberontak moderat di Suriah.
Pihak Gedung Putih yang segera menyadari adanya kesalahan ini segera melakukan perbaikan dalam transkrip resmi di situs pemerintah. Namun perbaikan itu pun terasa janggal karena pihak mereka hanya menambahi kata dalam kurung "Iraqi" atau warga Irak. Kalimat "Pelatihan pasukan ISIL (warga Irak)" bermakna seolah AS melatih pasukan ISIL yang berada di Irak.
Media sosial pun segera bereaksi dengan menyebut bahwa peristiwa “kepleset lidah” Obama ini kemungkinan adalah sebuah gejala yang disebut Freudian slip, yaitu tidak sengaja mengatakan hal-hal yang terpendam di alam bawah sadar yang biasanya merupakan kejujuran. Artinya, Obama mengakui bahwa mereka telah melatih ISIS.
Seperti diketahui, teori
konspirasi bertebaran di internet, mengatakan ISIS adalah bentukan Amerika.
Alasan munculnya teori ini adalah karena AS tidak berani memerangi ISIS secara
langsung, tapi melalui serangan udara, dan terus mendesak perubahan rezim di
Suriah.
"ISIL adalah aset Amerika yang merupakan kuda Troya bagi AS untuk
mempertahankan keberadaan mereka di Irak dan untuk megubah rezim di
Suriah," kata aktivis antiperang Ken Stone pada media Iran Press TV Selasa lalu.