Kaum Konservatif Desak MA Batalkan Legalisasi Pernikahan Sesama Jenis

Nasional / 2 July 2015

Kalangan Sendiri

Kaum Konservatif Desak MA Batalkan Legalisasi Pernikahan Sesama Jenis

daniel.tanamal Official Writer
6033
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Para kaum konservatif di Amerika serikat mendesak Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) membatalkan putusan soal legalisasi pernikahan sesama jenis yang disahkan pada Jumat pekan lalu. Menurut mereka yang diantaranya adalah para kandidat calon presiden dari Partai Republik, mereka menyatakan lebih memilih untuk berfokus dalam membatasi kerugian akibat putusan tersebut, diantaranya dalam urusan beribadah.

"Respon pertama kami adalah bergerak pada level negara bagian dan federal untuk melindungi kebebasan beragama," ujar Tony Perkins, presiden Dewan Peneliti Keluarga, sebuah organisasi non-pemerintah konservatif Kristen.

Berdasarkan bahasan dalam Konferensi Konservatif Barat di Colorado akhir pekan ini, berbagai kelompok dan perwakilan negara bagian di Amerika Serikat datang dan berdiskusi untuk mempersoalkan putusan Mahkamah Agung. Dari pernyataan sejumlah calon presiden, konferensi ini diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan untuk mengamandemen konstitusi atau melakukan penolakan sipil terhadap putusan Mahkamah Agung tersebut.


Desakan ini ditenggarai dilatarbelakangi untuk menunjukan identitas mereka sebagai konservatif dalam persaingan di lingkup Partai Republik untuk maju sebagai nominasi calon presiden 2016 nanti. Bahkan, mantan Senator Pennsylvania, Rick Santorum sempat mencela rekan-rekannya sesama Republik yang tidak menentang pernikahan sesama jenis seperti yang ia lakukan satu dekade lalu dalam Kongres. "Kita telah digertak dalam diam. Kita kalah karena kita tidak mencoba untuk menang," ujar Santorum pada Jumat (26/6).

Mantan Gubernur Arkansas, Mike Huckabee menambahkan untuk negara bagian yang tidak setuju atas putusan ini dapat mencegahnya dari efek tersebut, meski negara-negara konservatif seperti Texas dan Kentucky telah mengeluarkan izin pernikahan sesama jenis menyusul putusan tersebut disahkan. "Dalam hidup kita ada saatnya di mana kita harus memutuskan apa kita taat kepada Tuhan atau taat kepada putusan yang kita yakini melanggar hukum," ujarnya.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami