‘Puber Kedua’ Picu Kehancuran Pernikahan?
Sumber: Google

Marriage / 26 June 2015

Kalangan Sendiri

‘Puber Kedua’ Picu Kehancuran Pernikahan?

Theresia Karo Karo Official Writer
7477
Menurut Psikolog Carl Jung, ‘puber kedua’ atau krisis paruh baya merupakan bagian dari proses pendewasaan. Fenomena ini dianggap sebagai masa transisi emosional dalam kehidupan seseorang. Inilah yang akan dialami oleh orang dewasa saat menginjak usia 40 tahun.

Memasuki masa ‘puber kedua’, seseorang biasanya akan mengalami fase di mana dirinya perlu melakukan perubahan dalam kehidupan. Perasaan bosan atau tidak nyaman kerap kali membuatnya ingin berpetualang menemukan dan mencoba hal-hal baru.

Bagi sebagian besar pasangan, masa krisis paruh baya dirasa begitu rumit hingga bisa menyebabkan hubungan dalam pernikahan memburuk. Pengaruhnya bahkan bisa mengancam kebahagiaan, depresi, mudah marah, bosan, hingga memudarnya kasih sayang terhadap pasangan.

Oleh sebab itu, bila tidak segera ditangani dengan tepat, bukan tidak mungkin akan semakin memperburuk keadaan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak buruk dari ‘puber kedua’:

Tenang
Fase ini memang cukup sulit, namun jangan sampai kepanikan menguasai diri Anda. Berusahalah untuk tetap tenang, sebab ‘puber kedua’ merupakan tahap pendewasaan yang dialami oleh semua orang.

Komunikasi
Meskipun Anda dan pasangan sedang berada di masa krisis, jangan lupa untuk tetap berkomunikasi. Hal ini bisa menjadi penghubung pada kesenjangan suami dan istri.

Libatkan ‘pihak ketiga’

Pihak ketiga yang dimaksud di sini bukanlah, pria idaman lain (PIL) atau wanita idaman lain (WIL). Melainkan seseorang yang bisa Anda percaya sebagai teman curhat untuk menemukan solusi dari masalah. Anda bisa curhat dengan sahabat atau terapis.

Bergabung dalam kegiatan positif
Agar tidak terlalu terbebani, coba alihkan perhatian Anda pada kegiatan-kegiatan positif seperti melakukan hobi atau terlibat dalam rutinitas kreatif.

Olahraga dan konsumsi makanan sehat
Aktifitas fisik terbukti membantu seseorang untuk mengurangi stres. Oleh sebab itu, biasakanlah berolahraga dan menjaga pola makan sehat.

Para ahli mengungkapkan bahwa lamanya waktu ‘puber kedua’ pada pria dan wanita berbeda. Terhadap pria, fase ini berlangsung antara 3 hingga 10 tahun. Sedangkan para wanita mengalaminya selama 2 sampai 5 tahun.

Meskipun begitu, suami atau istri akan melewati ‘puber kedua’ dalam rentang usia yang sama, yakni 40 hingga 60 tahun. Selain itu, hasil statistik menunjukkan, sekitar 80 persen pasangan suami istri yang berhasil melewati fase krisis paruh baya, terbukti bisa kembali hidup bahagia.

Anda diberkati dengan artikel ini, yuk share artikel ini di Facebook-mu dan ajak teman-temanmu untuk re-share link artikelnya. Semakin banyak yang re-share, semakin keren hadiahnya. Keterangan lebih lanjut, KLIK DI SINI.

Sumber : Merdeka/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami