Pengaruh Tiongkok Terhadap Ekonomi dan Iklim Investasi
Sumber: Kevin Frayer/Associated Press

Investment / 23 June 2015

Kalangan Sendiri

Pengaruh Tiongkok Terhadap Ekonomi dan Iklim Investasi

Puji Astuti Official Writer
5301

Hingga pertengahan tahun 2015 ini, kondisi ekonomi di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan. Dikuartal pertama pertumbuhan ekonomi hanya 4,71 persen, hal ini melambat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 lalu yang mencapai 5,14 persen. Namun kondisi ini bukan hanya di alami oleh Indonesia, para pakar ekonomi percaya bahwa ada faktor utama yang mempengaruhi kesehatan ekonomi dunia. Hal tersebut membuat kondisi ekonomi antar negara saling berpengaruh.

Salah satu negara yang saat ini memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Berdasarkan berita yang dirilis oleh Business Insider, Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok melambat dari 10,4 persen di tahun 2011 menjadi 7,4 persen pada tahun 2014. Bahkan Bank Dunia memprediksi bahwa angkanya akan berada di bawah 7 persen pada akhir tahun 2017 nanti.

Pada periode tahun 2000 hingga 2014, pertumbuhan ekonomi Tiongkok mengandalkan impor berbagai komoditas dari puluhan negara. Dalam periode tersebut, impor negara tirai bambu tersebut naik hingga 900 persen. Namun dengan melambatnya kondisi ekonomi negara tersebut, maka permintaan untuk impor komoditas juga menurun.

Pengaruh ekonomi RRT sangat luas, mulai dari wilayah Amerika Latin, Afrika, Amerika hingga Asia. Peningkatan ekonomi di Tiongkok membuat negara tersebut melakukan investasi ke daerah-daerah Afrika yang miskin untuk mendukung kebutuhan industri dalam negeri mereka. Tidak hanya itu, negara maju seperti Australia telah menjadikan Tiongkok sebagai rekan bisnis terbesarnya. Lebih dari 43 negara memiliki ketergantungan pada negara dengan penduduk terbesar di dunia tersebut pada tahun 2014 sebagai pasar ekspor.

Namun karena terjadi perlambatan ekonomi di Tiongkok, daya beli masyarakat di negara tersebut pun menurun. Akhirnya negara seperti Afrika Selatan mengalami penurunan impor sebesar 32 persen di tahun 2014, sedangkan Brazil turun menjadi 12 persen dan Australia 11,4 persen. Itulah sebabnya terjadi kelesuan ekonomi secara global.

Semua itu terjadi baru karena satu negara, yaitu Tiongkok. Belum lagi dengan kondisi di Eropa yang masih goncang dan negara-negara disana yang terbelit hutang, dan juga perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, karenanya banyak ekonom memperingatkan akan kemungkinan terjadinya goncangan ekonomi yang besar dan patut diwaspadai di akhir tahun 2015 ini.

Lalu masihkah aman untuk melakukan investasi? Tentunya investasi tetap dapat dilakukan dengan membaca kondisi pasar dengan baik dan memperhitungkan kemampuan menanggung resiko. Pertimbangkan dengan baik, lakukanlah riset dan perbandingan data, pastikan Anda telah mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.

Anda diberkati dengan artikel ini, yuk share artikel ini di Facebook-mu dan ajak teman-temanmu untuk re-share link artikelnya. Semakin banyak yang re-share, semakin keren hadiahnya. Keterangan lebih lanjut, KLIK DI SINI

Sumber : Economywatch.com | Business Insider | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami