Nasional / 16 June 2015
-
Share:
Tingkat Merokok di Filipina Turun Karena Pajak Dosa
daniel.tanamal Official Writer
Kementerian Keuangan Filipina mengatakan bahwa kebijakan mereka memberlakukan "Pajak dosa" telah berhasil memangkas kebiasaan merokok dan juga meningkatkan pendapatan pemerintah.
"Pajak dosa" yang dimaksud adalah pajak yang dikenakan bagi produk-produk yang dianggap tidak baik bagi masyarakat. "Jumlah bungkus rokok yang dipajang di toko-toko menurun hingga sepertiga antara 2012 hingga 2014," kata Menteri Keuangan, Kim Henares, Senin (15/6/2015).
Seperti diketahui, Pemerintah Filipina meningkatkan pajak untuk tembakau dan minuman keras pada 2012 untuk meningkatkan pendapatan negara sekaligus mengurangi kebiasaan merokok warga. Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) sebanyak 88.000 warga Filipina meninggal dunia setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan "hobi" merokok.
Data pemerintah menunjukkan
sebanyak 5,764 juta bungkus rokok beredar di pasaran pada 2012. Namun, pada 2013 jumlah itu menurun hingga 4,869 juta bungkus. "Di tahun 2014 jumlah rokok di pasaran 3,917 juta bungkus. Kami sudah melampaui target," kata Henares.
Pajak untuk rokok dikenakan terhadap jumlah bungkus
yang dipajang di toko-toko dan bukan jumlah yang terjual. Dari pajak ini
pemerintah tahun lalu memperoleh 74,329 miliar peso tahun lalu , meningkat dari
32,16 miliar peso pada 2012.
Di bawah undang-undang yang berlaku, sebagian pendapatan yang diperoleh dari "pajak dosa" ini dialokasikan untuk program-program kesehatan pemerintah termasuk kampanye anti-rokok. Sebenarnya pemerintah sudah meminta parlemen untuk meningkatkan "pajak dosa" sejak 1997 namun lobi yang kuat dari perusahaan rokok menunda rencana itu hingga bertahun-tahun.
Halaman :
1
Hot Topics
Related Articles
