Berkaca Pada Kasus Angeline, Anak Bukan Hak Milik Orang Tua
Sumber: Cnnindonesia.com

Parenting / 11 June 2015

Kalangan Sendiri

Berkaca Pada Kasus Angeline, Anak Bukan Hak Milik Orang Tua

Lori Official Writer
5679
Hilangnya bocah bernama Angeline (8) asal Bali sejak 16 Mei 2015 lalu sudah terungkap sudah. Gadis malang itu diduga menjadi korban kekerasan oleh ibu angkatnya Margareith Megawe. Kasus demikian menjadi satu dari ribuan kasus serupa yang terjadi di Indonesia.

Berkaca pada kasus ini pula, pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan bahwa orang tua memiliki paradigma yang salah tentang anak. Banyak orang tua, katanya, berpikir bahwa anak adalah hak milik orang tua dan akhirnya menggunakan hak itu untuk memperlakukan anak dengan sewenang-wenang. Hingga tak sedikit orang tua yang melakukan berbagai bentuk kekerasan kepada anak.

“Anak-anak seolah-olah komunitas kelas bawah. Yang memiliki hak asasi manusia itu orang tua saja, ini yang membuat fenomena kekerasan pada anak ini seperti fenomena gunung es,” terang Seto, seperti dilansir Metrotvnews.com.

Orang tua juga memandang bahwa cara-cara kekerasan itu menjadi cara tepat untuk mendidik anak. Namun tidak menyadari bahwa cara tersebut hanya menjadikan anak-anak sebagai korban saja. “Paradigma itu dimiliki kalangan menengah ke atas, bukan ke bawah saja, bahkan bukan yang tak berpendidikan saja tapi yang berpendidikan juga”.

Senada dengan itu, Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait menegaskan bahwa kasus Angeline tersebut merupakan bukti bahwa orang terdekat anak pun tak menjamin keamanan terhadap anak. “Ketika baru saja menerima kabar itu, sejak awal kami sudah curiga bahwa orang terdekat pun tidak bisa menjadi jaminan keamanan anak,” tutur Arist.

Selain kekerasan pada anak, tindak pelecehan seksual pun menjadi ancaman serius pada anak. Arist membeberkan bahwa Indonesia menjadi negara yang dengan tingkat kejahatan seksual pada anak mencapai sekitar 58 persen dan dinilai sudah mencapai tingkat darurat kejahatan seksual.

“Angeline ditemukan terkubur di belakang rumahnya di Sanur, Bali dan merupakan korban kejahatan kemanusiaan,” tandasnya.

Arist menilai kasus pembunuhan Angeline sudah merupakan kasus kejahatan besar pada anak. Ia pun meminta agar seluruh elemen masyarakat menyadari pentingnya menjaga hak-hak anak, terutama hak mendapatkan perlindungan dan keamanan.

                                                                                                                        

Sumber : Beritasatu.com/Metrotvenews.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami