Meski tempat ini dibangun oleh Paus Pius XII dan dijadikan tempat suci, konon menurut cerita turun-temurun yang dilestarikan oleh umat Katolik Ortodoks Turki, Bunda Maria tinggal di sini sampai ia diangkat ke surga. Bentuk rumahnya sederhana, seperti rumah-rumah di era Romawi. Dindingnya dari batu-batu persegi yang seolah ditumpuk begitu saja.
Terdapat sebuah chapel (gereja kecil, red) dari era Bizantium yang di percaya sebagai tempat yang pernah ditinggali oleh Maria. Ada dua kubah kecil dan dua buah jendela yang saling berseberangan. Rumah ini dinaungi pohon pelindung di bagian depan. Terdapat bagian altar yang memiliki relung dan patung Bunda Maria yang sedang menengadahkan tangan.
Uniknya, Anda tak hanya sekedar menyaksikan bagaimana sejarah bergulir melalui peninggalan sejarahnya, tetapi Meryem Ana Evi juga menjadi saksi pemersatu antar dua negara besar di sana. Dimana umat Muslim pun menghormati dan bahkan menjadikan Meryem Ana Evi sebagai tempat persinggahan berziarah. Tak ada gesekan yang tampak antar warga berbeda agama. Walaupun kita ketahui, negara ini memiliki populasi umat Muslim mencapai sekitar 80 persen, dan sisanya Katolik. Negara ini tumbuh menjadi negara dimana warganya hidup berdampingan, bertoleransi dan saling menghormati.
Sumber : National Geographic/jawaban.com/ls