5 Dampak Kekerasan Pada Anak
Sumber: Google

Parenting / 21 May 2015

Kalangan Sendiri

5 Dampak Kekerasan Pada Anak

Theresia Karo Karo Official Writer
6707
Menghimpun laporan dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Sosial,  jumlah anak yang menghadapi masalah pola asuh di Indonesia ternyata cukup tinggi. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan jumlah anak yang bermasalah mencapai 4,1 juta orang. Namun jumlah ini mungkin belum seluruhnya, karena banyak kasus yang belum terungkap.

Diantara jutaan anak bermasalah ini, terdapat 5.900 anak yang menjadi korban kekerasan, 34 ribu anak jalanan, dan 3.600 anak harus berhadapan dengan proses hukum (ABH). Disinyalir jumlah ini semakin meningkat setiap tahunnya.

Kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan telah menyita perhatian masyarakat. Kekerasan yang dimaksud di sini mencakup kekerasan fisik, verbal atau emosi, seksual, dan penelantaran. Bila dibiarkan berkelanjutan, dampaknya akan sangat mengkhawatirkan.
 
Cenderung agresif
Anak cenderung menunjukkan perilaku agresif terhadap pelaku tindak kekerasan. Sikap ini biasanya muncul saat anak merasa ada orang yang bisa melindunginya dari si pelaku.

Murung dan depresi
Anak-anak yang mengalami kekerasan akan mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama secara psikologis. Seperti menarik diri dari lingkungan yang menjadi sumber trauma, pemurung, pendiam, hingga tidak bisa mengekspresikan dirinya secara bebas.

Cengeng
Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang cengeng atau mudah menangis. Hal ini mungkin terjadi karena anak merasa tidak aman atau insecure. Saat dirinya kehilangan sosok yang bisa melindunginya, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang sulit percaya kepada orang lain.

Menjadi pelaku kekerasan
Mencari pelampiasan atau bahkan berpotensi menjadi pelaku kekerasan. Anak yang menjadi korban kekerasan akan belajar dari pengalamannya dan melakukan hal yang sama seperti yang dialaminya.

Fungsi otak yang terganggu
Hal ini bisa terjadi bukan hanya karena kekerasan fisik yang mengenai bagian kepalanya, termasuk juga kondisi psikologi yang tertekan mempengaruhi penurunan kognitif pada anak.

Selain menyebabkan luka psikologis yang berlangsung cukup lama, kekerasan pada anak juga akan mengganggu tumbuh kembang anak dan penurunan kualitas hidup mereka. Oleh sebab itu, penting bagi kita semua sedapat mungkin memperhatikan pola asuh yang tepat.

Sumber : Ayahbunda/Koran-sindo.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami