Tommy Sihotang: Pewarna Indonesia Harus Tegakkan Kode Etik Jurnalistik

Nasional / 16 May 2015

Kalangan Sendiri

Tommy Sihotang: Pewarna Indonesia Harus Tegakkan Kode Etik Jurnalistik

daniel.tanamal Official Writer
4564
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Advokat dan salah satu pakar hukum di Indonesia, Tommy Sihotang memandang bahwa saat ini dunia pers di Indonesia perlu menegakkan kembali Kode Etik Jurnalistik (KEJ) karena makin banyak wartawan yang tidak memakai KEJ sebagai salah satu landasan dalam menjalani pekerjaan jurnalistik.

“Insan Pers harus betul-betul memahami dan menerapkan Kode Etik Jurnalistik. Jangan sampai mengharapkan sebuah Hak Jawab dari setiap narasumber dalam sebuah kasus. Ingat, Hak jawab itu tidak akan memulihkan citra orang yang sudah rusak. Pakailah etika sesuai dengan yang berlaku di profesi anda. Sama dengan wartawan, pengacara pun ada kode etiknya. Kalau tidak menggunakan kode etik, gelap gulita jadinya. Untuk itu, kode etik harus ditegakkan kembali,” kata Tommy dalam Pembekalan dan Rapat Kerja Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia) yang berlangsung di Wisma Kinasih, Cimanggis, Depok (14/5/2015).

Pendiri Partai Kristen Demokrat ini melihat bahwa faktanya dunia Pers di Indonesia acapkali kebablasan. Bahkan dirinya menyitir sebuah pernyataan bahwa dimuka bumi ini hanya Jurnalis Indonesia yang paling bebas sebebas-bebasnya. Tommy pun meminta agar para anggota Pewarna Indonesia mau tampil berbeda dengan mengikuti setiap kaidah jurnalisme dan KEJ. “Pers Kristiani mestinya punya nilai lebih dibanding pers yang lain. Karena kalau tidak ada bedanya, untuk apa pakai nama Nasrani. Pewarna harus mau tampil beda. Terutama kembali dan menegakkan KEJ,” tegasnya.

Pembekalan dan Rapat Kerja Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia) dihadiri sejumlah pembicara antara lain Pengacara yang juga Penasihat Pewarna Jahmada Girsang, Ekonom Dr. Marthen Napang dan juga Pendeta John Weol.




Sumber : Jawaban.com | Daniel Tanamal
Halaman :
1

Ikuti Kami