6 Tanda Abusive Relationship
Sumber: Google

Single / 6 May 2015

Kalangan Sendiri

6 Tanda Abusive Relationship

Theresia Karo Karo Official Writer
13623
Berdasarkan penelitian, hampir dari 4 juta wanita disakiti secara fisik setiap tahunnya. Beberapa mengatakan bahwa itu adalah perkiraan yang konservatif dan banyak dari antara mereka adalah wanita-wanita Kristen. Kekerasan antara suami-istri, juga dalam hubungan pacaran telah menjadi sebuah “dosa tertutup” untuk sekian lamanya. Sering kali orang-orang Kristen terkejut dan merasa malu jika telah menjadi korban dari kekerasan ini, jadi mereka berusaha menyembunyikannya.

Pada awal hubungan, tanda-tanda abusive relationship mungkin belum terlihat. Pasangan bertingkah laku sopan, bersikap baik, dan tidak pernah melakukan hal-hal yang buruk kepada kita. Namun setelah menjalani hubungan, kepribadian sebenarnya muncul. Kata-kata kasar, kerap memerintah, dan kemarahan yang tidak terkontrol terlontar keluar.

Berikut ini beberapa tanda peringatan yang mungkin bisa diwaspadai, apakah seorang calon pasangan atau pacar anda mempunyai kemungkinan berlaku "abusive". Jika anda menemukan bukti-bukti ini, pertimbangkanlah dengan serius sebelum terlambat.

Kritik terhadap penampilan fisik
Salah satu tanda peringatan adalah kritik terhadap penampilan fisik. Jenis kekerasan ini dimulai dengan saran yang kelihatannya polos tentang bagaimana untuk mempercantik penampilan anda. Seiring dengan waktu, saran ini berubah menjadi tuntutan dan ejekan. Berdasarkan pengalaman, sikap seseorang yang tidak bisa menghargai penampilan fisik sering berubah menjadi bentuk "abusive" lainnya.

Tanda-tanda dari keluarga
Kadang seorang pria dan wanita memulai hubungan sebelum mengenal keluarga masing-masing, apalagi selama sekolah atau kuliah. Kekerasan ini bisa saja diwariskan melalui generasi keluarga, mengenal keluarga si dia mungkin saja bisa menjadi jalan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan masa depan si dia. Sayangnya, rahasia-rahasia keluarga kadang disembunyikan dari orang-orang di luar keluarga.

Pertanyaannya menjadi, "Lalu bagaimana saya bisa mendeteksi kecenderungan abusive ini sementara saya sedang dekat dengan dia?" Ada beberapa ciri yang bisa dihubungkan dengan seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang "abusive". Tanda-tanda ini termasuk kekerasan karena obat-obatan atau alkohol, kekerasan secara fisik, kekerasan secara mental dan kata-kata, dan kekerasan antar saudara kandung

Balas dendam atau ancaman
Biasanya, pelaku-pelaku kekerasan tidak bisa mengatasi amarahnya. Mereka mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menyamakan skor dengan orang yang menyakiti mereka. Kalau kasusnya seperti ini, seorang wanita dapat menjadi penerima ancaman-ancaman dari pria yang ingin mengendalikannya. Wanita ini mungkin juga dapat menjadi sasaran balas dendam jika dia tidak melakukan apa yang pria itu mau. Ancaman seperti ini harus ditanggapi secara serius. Jika orang yang sedang dekat dengan anda mempunyai kesulitan mengatasi amarahnya, menyalahkan orang lain dan tidak sabar terhadap orang yang berbuat salah kepadanya, anda perlu mempertimbangkan konsekuensi yang berbahaya dari melanjutkan hubungan anda dengannya.

Kekerasan yang tersembunyi
Ini adalah bentuk kekerasan yang tersamar yang dilakukan seorang pria, yang mungkin terlewat dari penilaian keluarga anda. Tindakan ini termasuk menggelitik dengan keras atau berlebihan, juga cubitan, semua dengan dalih bercanda. Seringkali mereka akan merespon dengan, "Apakah itu sakit? Aku hanya bercanda." Atau "Itu tidak sakit, aku hanya main-main." Pembenaran tindakan-tindakan itu bisa saja dengan bahasa atau cara yang berbeda-beda, namun biasanya mereka meyakinkan korban dan orang lainnya untuk menganggapnya hanya lelucon dan menertawakannya.

Cemburu berlebihan
Orang dapat menjadi cemburu karena berbagai alasan. Ada yang karena mempunyai pengalaman dikhianati sebelumnya, orang tua yang tidak menunjukkan rasa saling percaya satu sama lain, kebutuhan untuk mempunyai kendali penuh atas orang lain, atau karena seseorang lebih sukses daripada yang lain. Namun sayangnya, korban kadang menyepelekan kecemburuan ini dengan berpikir, "Pacarku tidak akan melakukan kekerasan jika dia tidak benar-benar peduli...", "Dia pasti sangat mencintaiku, atau dia hanya ingin melindungiku..." Korban terkadang gagal melihat rasa tidak aman yang dalam dari orang yang cemburuan.

Tekanan Seksual
Cinta seorang pria tidaklah murni jika dia memaksa seorang wanita secara seksual. Untuk seorang pelaku kekerasan, tindakan seksual bukanlah cara untuk menunjukkan cinta, tapi cara untuk memaksakan penundukan, untuk memperoleh kendali. Hanya di dalam hubungan pernikahan yang saling mengasihi-lah, seks dapat dinikmati dalam tindakan yang sehat dan saling menghargai. Semua eksperimen lain dengan tindakan seksual hanya akan memimpin kepada hati yang terluka, kebingungan, menurunnya rasa percaya diri, konsekuensi-konsekuensi fisik, dan rusaknya hubungan dengan Tuhan.

Jika seorang pria mencoba meyakinkan anda bahwa melakukan tindakan seksual berarti membuktikan cinta anda, anda perlu mengetahui definisi Tuhan tentang cinta. 1Korintus 13:4-7 mengatakan: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." Ketahuilah bahwa tindakan seksual tidak mendefinisikan cinta, dan anda tidak perlu membuktikan cinta anda dengan seks.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami