Sebagai penghormatan dan mengenang satu setengah juta orang Armenia yang menjadi korban pembunuhan massal tentara Kekaisaran Usmani, Turki, pada Perang Dunia Pertama, Gereja Armenia melakukan upacara kanonisasi atau pernyataan kesucian.
Upacara yang berlangsung di gereja terbesar Armenia, Katedral Echmiadzin, di dekat ibukota Yerevan tersebut dilakukan pada pukul 19.15 waktu setempat, yaitu waktu yang sama sebagai lambang dari peristiwa yang terjadi tahun 1915 itu. Pihak Gereja Armenia
menyatakan tujuan upacara adalah untuk menyatakan bahwa mereka menjadi martir bagi keimanan dan tanah air mereka.
Sesudah perayaan, bel dibunyikan di Gereja-gereja
Armenia di seluruh dunia. Jumlah orang yang
dikanonisasi membuat upacara dianggap sebagai upacara kanonisasi terbesar dalam sejarah. Hingga kini, Turki membantah telah melakukan pembunuhan
massal dan menyatakan bahwa yang terjadi ketika itu adalah perang saudara.
Mereka berkeberatan dengan istilah penggunaan 'genosida' dan mengatakan bahwa korban jatuh di kedua belah pihak. Salah satu tokoh agama yang telah mengatakan bahwa kejadian yang terjadi tersebut adalah bentuk dari genosida adalah pemimpin Katolik Dunia, Paus Fransiskus.