Nata De Coco Dicampur Pupuk Urea, Benarkah?
Sumber: Merdeka.com

Info Sehat / 4 April 2015

Kalangan Sendiri

Nata De Coco Dicampur Pupuk Urea, Benarkah?

Lori Official Writer
5768
Sebuah pabrik nata de coco diduga menggunakan bahan pupuk kimia ZA di Sidomoyo, Godean, Sleman. Pihak kepolisian masih melakukan proses penyelidikan terkait kebenaran dari hal tersebut, sedang pabrik di tutup untuk sementara waktu.

Terkait hal itu, pemilik pabrik, Danang Prasetyo membantah penggunaan pupuk yang diduga zat urea ke dalam nata de coco. Seperti dilansir Metrotvnews.com, Danang mengatakan bahwa pupuk ZA merupakan pupuk khusus untuk campuran bahan pembuatan pangan. Pupuk ZA tersebut berfungsi untuk mengangkat bakteri yang ada dalam nata cair ketika dipanaskan. Apabila tidak menggunakan pupuk ZA, maka nata akan mudah berbau dan tidak enak.

Namun benarkah bahwa pupuk ZA adalah zat kimia sejenis urea yang digunakan untuk pertanian? Seperti dikutip dari sejumlah sumber, secara ilmiah, pupuk ZA atau Zwavelzure Ammoniak adalah senyawa garam anorganik berbentuk kristal pada suhu ruang, larut dalam air yang “pecah” menjadi ion ammonium (NH4+) dan ion sulfat (SO4?2).

Dalam proses pembuatan nata de coco dari air kelapa tua, ZA ditambahkan sebanyak 3-5 gram per liter air kelapa sebagai suplemen makanan bagi bakteri Acetobacter xyllinum (sumber nitrogen dan sulfur dalam proses metabolisme), untuk meningkatkan produktivitasnya dalam mengubah gula dalam air kelapa menjadi serat selulosa (nata).

Hal ini dapat disamakan seperti pupuk yang diberikan kepada padi, lalu padi “memakan” pupuk tersebut, yang kemudian akan menghasilkan beras.

Selanjutnya, nata yang sudah dipanen dipotong kecil-kecil berbentuk kubus, kira-kira 1×1 cm. Nata yang belum diolah ini rasanya asam, karena mengandung asam cuka yang juga dihasilkan oleh bakteri selama proses pembuatan, sama seperti asam cuka yang ditambahkan pada bakso dan makanan lainnya. Potongan-potongan nata ini dicuci dengan air bersih kemudian direbus, lalu airnya dibuang (dilakukan sebanyak 2-3 kali) hingga nata berasa tawar.

Jikapun ada sisa ZA yang sudah “pecah” pada nata saat dipanen, ZAnya sudah terbuang habis selama proses pengolahan pasca panen. Hal ini dapat dianalogikan seperti mencuci buah-buahan dari kotoran yang melekat.

Sampai disini jelas bahwa ZA tersebut bukanlah bagian dari nata de coco yang telah diolah. Istilah zat tambahan pangan ini sama sekali tidak tepat, bukan seperti zat tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam produk akhir misalnya zat pengawet makanan.

Selain sebagai pupuk tanaman, ZA digunakan untuk memurnikan protein di dalam laboratorium, dan sebagai zat tambahan pangan. Zat kimia yang ditambahkan dalam pembuatan roti (bread) untuk meningkatkan kualitas teksturnya.

US Food and Drug Administration (FDA) memasukkan ZA ke dalam daftar zat tambahan pangan aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS) yang ditambahkan langsung ke dalam makanan. Namun penggunaannya dipastikan harus sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice(GMP). Tidak lebih dari 0,15 % untuk produk roti, 0,1% untuk produk gelatin dan puding.

Tetapi bagaimanapun, jika memang digunakan langsung sebagai bagian dari produk makanan, sebaiknya menggunakan ZA (Ammonium Sulfat) yang food grade, karena ada kemungkinan pupuk ZA yang di pasaran tidak murni.

Sumber : Kompasiana.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami