Bagi Shandy, sang suami adalah sosok yang sangat romantis, bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan tindakan. “Romantisnya suami saya bukan dengan kata-kata, tetapi dengan tingkah laku. Dia sangat care (peduli, red) banget. Contohnya, pas aku sakit, dia perhatian sekali dilihat pil sudah diminum berapa. Kalau belum diminum dia marah-marah,” ujar Shandy, seperti dilansir Kapanlagi.com, Senin (16/3).
Selain itu, Shandy mengaku bahwa sang suami yang dinikahinya pada 12 Desember 2011 silam itu adalah sosok dokter baginya. “Iya dong dokter cinta dan dokter pribadi,” tuturnya.
Namun Shandy tidak menyangkali bila dalam kehidupan rumah tangganya pun kadang kala timbul perselisihan yang tak terelakkan. Hal itu menurutnya wajar, dan saat berada dalam situasi itu, sang suami justru jauh bertindak lebih dewasa. “Kalau aku sih percaya seumur hidup pasti ada pembelajaran, cekcok jadi pembelajaraan. Tetapi pas mau nyakitin David belajar lebih jauh”.
Meski masih belum mendapat momongan, keduanya tetap santai saja. Untuk menjaga komunikasi yang baik diantara keduanya, Shandy dan suami biasanya akan meluangkan waktu untuk jalan-jalan bersama, baik saat punya waktu luang atau akhir pekan. “Rileks saja, nggak ada tekanan. Kita selalu menikmati apa yang ada sekarang,” tandasnya.
Shandy dan David
mungkin adalah satu dari sekian pasangan yang secara kasat mata terbukti bisa merawat
hubungan rumah tangganya dengan baik. Tetapi, banyak pula pasangan yang gagal menjaga
keharmonisan tersebut. Sehingga, ada baiknya bila setiap pasangan belajar untuk
mau saling melayani dan meningkatkan kualitas hubungan dengan meluangkan waktu bersama seperti apa yang sudah diterapkan pasangan ini. Sebab idealnya, hubungan rumah tangga akan berhasil bila suami mengasihi istri sebagai bagian dari dirinya dan istri patut tunduk kepada suami sebagai kepala rumah tangga.