Guy Kawasaki, Sukses Sebagai Technology Evangelist

Profile / 12 March 2015

Kalangan Sendiri

Guy Kawasaki, Sukses Sebagai Technology Evangelist

Puji Astuti Official Writer
6270

Pria bernama Guy Kawasaki ini sukses berkarir dengan jabatan yang masih terdengar asing di telinga orang Indonesia, yaitu : Technology Evangelist atau jika di terjemahkan menjadi penginjil tehnologi. Istilah yang digunakan berhubungan dengan jabatan keagamaan karena fungsinya memang mirip, yaitu untuk mempromosikan tehnologi tertentu melalui berbicara, artikel, blogging, dan demonstrasi baik langsung atau direkam sehingga orang menjadi percaya dan berkeinginan untuk berpindah menggunakan tehnologi tersebut.

Guy Kawasaki telah berprofesi sebagai  Technology Evangelist lebih dari 25 tahun. Pria keturunan Jepang Amerika ini lahir di Hanolulu, Hawai. Kehidupannya banyak dipengaruhi oleh Guru Bahasa Inggrisnya, Harold Keables yang mengajarkan kepadanya bahwa "Kunci untuk menulis adalah editing." Dia mendapatkan gelar B.A dibidang Psycologi dari Stanford Univeersity pada tahun 1976 dan melanjutkan ke sekolah hukum di UC Davis, namun baru dua minggu berada di kelas ia akhirnya menyadari bahwa dirinya benci dengan jurusan itu. Di tahun 1977 ia akhirnya beralih ke UCLA Anderson School of Management dan mendapatkan gelar MBA-nya. Pekerjaan pertamanya adalah di toko perhiasan, dan Kawasaki mengakuti bahwa "Bisnis perhiasan itu sangat, sangat sulit - lebih sulit dari bisnis komputer... Saya belajar pelajaran yang sangat berharga di sana: Bagaimana cara menjual."

Perjalanan karirnya berubah ketika ia diterima kerja di Apple pada tahun 1983. Disanalah ia menjabat sebagai Chief Evangelist selama 4 tahun. Masih bergerak dibidang yang sama, namun ingin lebih berkembang, Kawasaki keluar dari Apple pada tahun 1987 dan menjadi pimpinan ACIUS, sebuah perusahaan rintisan yang masih anak perusahaan ACI untuk mengembangkan software database.

Lepas dari ACIUS di tahun 1989, Kawasaki fokus untuk menulis buku dan menjadi pembicara, ia bahkan memiliki kolom khusus di Forbes dan MacUser. Selain itu ia juga berinovasi dengan mendirikan perusahaan software house bernama Fog City Software yang menghasilkan Emailer, sebuah software email yang kemudian dibeli oleh Claris.

Ia sempat kembali ke Apple di tahun 1995 dan menjadi rekanan sebuah perusahaan investasi dibidang tehnologi yaitu Garage Technology Ventures. Dia juga membuat sebuah majalah online bernama Alltop. Pada tahun 2013, Kawasaki direkrut sebagai penasihat Google untuk menangani produk Motorola dan disinyalir memiliki peran dalam mengembangkan komunitas Google+ di perangkat mobile. Tahun 2014 lalu, ia membuat lompatan kembali ke profesinya sebagai Chief Evangelist di Canva, sehian perusahaan penyedia grafis online yang berpusat di Sydney, Ausralia.

Pekerjaannya sebagai penulis, pembicara seminar dan juga penggerak di sosial media membuat ia sangat sibuk, bahkan menghabiskan banyak waktunya di depan layar komputer. Guy Kawasaki sendiri mengakui bahwa sangat sulit untuk menyeimbangkan diri agar tetap dapat berperan sebagai seorang suami dan ayah yang baik.

"Saya selalu mencoba untuk menjadi suami yang baik, ayah dan penyedia. Itu adalah peran yang saya benar-benar pedulikan. Memang tidak tidak mudah dan merupakan tantangan yang terus berkelanjutan," demikian ungkap Kawasaki.

"Saat saya tidak bepergian, saya tidak ke kantor. Saya mencoba untuk mengantar dan menjemput anak-anak saya. Keluarga saya sering menyindir karena selalu berada di depan komputer, tetapi paling tidak saya ada untuk mereka. Saya melakukan banyak hal untuk anak saya. Isteri saya juga orang sibuk. Dia kuat. Identitasnya bukan didefiniskan sebagai istri saya - jujur saja, dia adalah otak dalam hubungan kami sebagai pasangan," demikian jelas Kawasaki.

Guy Kawasaki adalah orang yang gila kerja, ia sangat bersemangat dengan apa yang ia kerjakan. Kini di usianya yang hampir mencapai 60 tahun, ia telah menghasilkan belasan buku yang masuk dalam daftar buku terlaris di Amazon. Walau demikian, ia tahu bahwa kesuksesan terbesarnya bukanlah apa yang ia capai dalam karir, namun sukacita yang ia alami bersama keluarganya.

Sumber : Wikipedia.com | Inc.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami