3 Cara Mengatasi Anak yang suka Memukul

Parenting / 2 January 2015

Kalangan Sendiri

3 Cara Mengatasi Anak yang suka Memukul

daniel.tanamal Official Writer
15958
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Orangtua seharusnya tak perlu khawatir jika sang anak memukul atau mendorong teman. Hal itu adalah perilaku wajar pada anak usia batita yang merupakan usia preverbal. Hal ini tak selalu mengindikasikan bahwa buah hati senang melakukan kekerasan.

Saat dirinya melakukan hal-hal tersebut, bisa jadi ia justru tengah mencoba mengungkapkan bahwa sesuatu sedang mengganggunya. Atau, bahwa ia sedang capek, bosan, terlalu gembira, bingung, frustrasi, atau bahkan lapar.

Perilaku ini biasanya juga akan berubah seiring perkembangan usia anak. Nah, tapi bukan berarti kita mendiamkan begitu saja saat Si Kecil melancarkan aksi memukulnya. Langkah pemberitahuan dari orangtua harus dilakukan dengan tepat agar buah hati dapat mengekspresikan emosi yang ia rasakan secara tepat. Berikut adalah beberapa caranya.

Pisahkan Anak
Jika anak memukul, yang pertama harus dilakukan adalah segera angkat dan pisahkan ia dari temannya yang jadi korban. Pisahkan selama beberapa waktu sebagai konsekuensi atas perbuatannya. Misalnya, jika tadinya anak bermain bersama temannya di kamar tidur, pindahkan anak ke kamar lain agar ia berangsur tenang.

Orangtua juga harus tenang saat melakukan ini, sembari menjelaskan pada anak bahwa memukul adalah tindakan tidak baik. Lama waktu “menunggu” ini idealnya satu menit untuk anak usia satu tahun. Jadi, anak usia 3 tahun sebaiknya “menunggu” selama 3 menit sebelum boleh bermain kembali dengan teman-temannya.

Jangan Sering Menyalahkan
Sering, orangtua langsung memberi respons keras terhadap perilaku anak yang memukul teman, dengan cara memarahinya. Hati-hati, langkah ini malah bisa membuat anak bingung, lo. “Apakah aku tidak boleh memukul atau aku harus ikut-ikutan Mamaku marah-marah?”

Sementara bila Anda menyalahkan anak, ini juga hanya akan membuat anak merasa bersalah. “Kata Mama, apa yang aku lakukan ini tidak baik. Berarti aku jahat,” begitu kira-kira yang ada di benak anak.

Itu sebabnya, kita sering melihat anak justru terlihat bingung pada saat orangtua menyalahkannya. Lebih lanjut, langkah ini membuat anak ada di posisi defensif.

Cari Tahu Penyebabnya
Jika Si Kecil tak juga bisa memperbaiki perilakunya dan terus memukul atau mendorong temannya, bisa jadi situasi yang ia alami memang sudah sangat mengganggunya. Anda harus menelisik lebih dalam apa yang menyebabkan anak berperilaku agresif seperti itu.

Bisa saja, anak memukul karena ada rasa takut yang dialaminya. Misalnya, anak pernah punya pengalaman menakutkan atau tak mengenakkan seperti ditinggal orangtua.

Untuk mengatasi perasaan takutnya, anak-anak ini mengembangkan perilaku agresif setiap kali ia merasa tegang atau takut. Jika ini yang terjadi pada Si Kecil, Anda harus memahami bahwa anak memukul karena takut. Artinya, yang anak butuhkan saat ini adalah perhatian serta kasih sayang.

 

<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami