Kuasa Doa dan Pernikahan yang Tertunda
Sumber: jawaban.com

Family / 26 December 2014

Kalangan Sendiri

Kuasa Doa dan Pernikahan yang Tertunda

Tiurma Ida Purba Official Writer
9889
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]-->

Di kota Batamlah Agus dan Priska bertemu. Mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Mereka pun mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari publikasi seperti undangan, souvenir pernikahan bahkan ranjang pengantin. Keluarga mereka juga sudah sangat merestui hubungan mereka. Namun, Agus dan Priska tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Ketika Agus ingin mengantarkan gambar yang dibuatnya ke kantor yang terletak di kawasan Jakarta Pusat, dia mengalami kecelakaan yang fatal. Kepala Agus terbentur dengan aspal dan menyebabkan luka di kepalanya sangat serius.. Lalu, dia pun langsung dibawa ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di tempat kejadian tersebut.

Priska yang sedang berbelanja di Tanah Abang dengan Linda Ishak, yang tidak lain adalah ibunda dari Agus sangat kaget mendengar kabar yang sangat mengejutkan tersebut. Mereka langsung menuju ke rumah sakit pada saat itu. Kondisi Agus saat itu sangat parah dan dokter mengatakan bahwa kesempatan Agus untuk hidup secara medis hanya sebesar 35 %.

Keluarga Agus pun memutuskan untuk memindahkan Agus ke rumah sakit yang lebih baik, namun petugas medis mengatakan kondisi Agus tidak layak untuk dibawa ke rumah sakit lain karena takut terjadi apa-apa di jalan. Namun, keluarga pun tetap ingin memindahkan Agus ke Rumah Sakit lain. Mereka pun menandatangani surat yang bersedia menanggung resiko apapun yang akan terjadi selama perjalanan Agus sampai ke rumah sakit tujuan.

Akhirnya Agus pun dipindahkan ke Rumah Sakit Siloam. Kondisi Agus saat itu sangat memprihatinkan, dia mengalami pendarahan otak yang sangat hebat jadi harus dioperasi. Lalu keluarga pun setuju untuk dilakukan operasi, karena kondisi Agus sudah benar- benar di ujung tanduk.

Keluarga Agus tak hanya harus memikirkan keselamatan Agus, namun mereka juga harus memikirkan beban biaya yang sangat besar yang harus mereka bayarkan pada pihak rumah sakit. Bahkan, pihak keluarga Agus pun ada yang mengatakan bahwa mendapat penglihatan Roh Agus sudah terpisah dari tubuhnya. Bahkan saudara Linda Ishak juga mendapat mimpi bahwa Agus menitipkan pesan untuk mejaga Linda.

Tim dokter yang menangani Agus pun mengatakan bahwa Agus hidup akan mengalami lumpu total. Jelas ini bukan hal yang mudah diterima bagi Linda dan keluarga. Priska pun mengalami dilema yang sangat luar biasa. Banyak rekan Priska untuk meninggalkan Agus, karena kondisi Agus yang sudah tidak ada harapan lagi.

Dalam kondisi yang benar- benar terpuruk maka Agus pun menjalani operasi yang kedua kalinya untuk memasang tempurung kepalanya. Hasil operasi hanya ada dua yaitu kalau Agus meninggal atau akan menjadi orang idiot. Namun, dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian maka mereka pun tetap berharap pada Tuhan. Lindah tidak habis-habisnya untuk berdoa dan menangis setiap hari. Keluarga hanya berharap pada kuasa doa.

Akhirnya mereka melihat bahwa Tuhan mendengar doa yang mereka naikkan. Kondisi kritis yang dialami Agus sudah lewat. Bahkan operasi berjalan dengan lancar dan Agus pun mengalami kesembuhan.

Bagi Linda semua ini adalah campur tangan Tuhan. Hasil scanning yang begitu parahnya bahkan adanya pendarahan di kanan dan kiri otak yang begitu bengkak suidah tidak tampak sama sekali. “ Jadi, mijizat Tuhan memang benar – benar nyata” ungkap dr. Yesaya, dokter yang menangani Agus.

3 bulan lamanya pernikahan Agus dan Priska tertunda, akhirnya mereka bisa melaksanakan pernikahan dengan baik. Kini keluarga bahagia yang hanya impian bagi Agus dan Priska adalah sebuah kenyataan.

Bagi Agus, Yesus adalah Bapa yang baik, yang selalu menghiburnya. “Hanya ucapan syukur yang dapat saya naikkan. Tuhan itu terlalu baik “ ungkap Linda.

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:IN;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami