Suami Main Ilmu Hitam, Istri Kuat Jadi Korban
Sumber: Jawaban.com

Family / 24 November 2014

Kalangan Sendiri

Suami Main Ilmu Hitam, Istri Kuat Jadi Korban

Lori Official Writer
14243
Setiap istri selalu punya mimpi yang sama yaitu memperoleh kebahagiaan dalam rumah tangganya. Malangnya, Rebeca Tarigan adalah istri yang tak pernah merasakan bahagia sejak ia menikah. Suami yang ia kasihi malah menjadi pelaku atas luka cacat sebelah tangan dan kaki yang dideritanya seumur hidup.

Kisah tragis rumah tangga Rebeca dimulai sejak usia pernikahan mereka masih seumur jagung. Satu per satu sisi buruk sang suami bermunculan, mulai dari punya ilmu hitam, suka mabuk-mabukan dan terlilit hutang di sana sini. Tak jarang pertengkaran pun pecah dan Rebeca harus menerima perlakuan kasar seperti ancaman dengan pisau dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya.

“Biasanya kalau mama sama bapak berantem, emosi bapak nggak terkontrol. Itu bapak sering ngancam-ngancam pake parang. Ngancur-ngancurin perabotan rumah, mecah-mecahin barang. Ngeliat papa itu serem banget kayak bukan dia malah kadang. Kayak orang kesetanan,” tutur Kasih putrinya Rebeca.

Tak lagi tahan dengan perlakuan tersebut, Rebeca dan kedua putrinya memutuskan untuk meninggalkan sang suami. “Sebenarnya hati saya meninggalkan suami agak berat. Tetapi karena melihat tingkah suami akhirnya saya memutuskan pulang ke rumah orang tua,” tutur Rebeca.

Untuk sesaat waktu, kehidupan Rebeca benar-benar tenang. Sebelum pada akhirnya, episode yang paling menyakitkan dalam hidupnya terjadi ketika dirinya dan suami kembali bersama. “Waktu saya di rumah orang tua saya, anak saya sakit. Dan setelah diperiksa semuanya gitu, tidak ada masalah dengan anak saya. Dan dokter bilang: Jadi kalau ibu ingin anak ibu ini sehat, panggillah ayahnya”.

Dengan berat hati, Rebeca kembali berkomunikasi dengan sang suami, dan keesokan harinya ia datang menjenguk keadaan putrinya. Pertemuan itu pula yang mendorong putri bungsunya itu agar kedua orang tuanya rujuk kembali. Rebeca seolah tak punya pilihan selain mengabulkan permintaan tersebut demi kesembuhan buah hatinya itu.

Kekecewaan kembali menyelimuti hati Rebeca, sang suami tetap saja hidup dengan segala kebiasaan buruknya. Dan untuk kedua kalinya, Rebeca meminta cerai. “Saya lihat terus kamu juga nggak mau berubah. Udahpun saya bekerja, kamu pun nggak mau berubah malahan gaji saya tetap juga bayar utang kamu. Lama-lama gini capek jugalah saya,” ucap Rebeca mengenang kembali saat dirinya tak lagi sanggup menghadapi kelakuan sang suami.

Kejadian tragis yang dialami Rebeca seolah seperti mimpi yang tak pernah dibayangkannya. Dengan emosi yang begitu membabi buta, sang suami tega membacok tangan dan kaki Rebeca hingga putus. “Ketika saya melihat tangan saya terbang dan jatuh ke dekat saya, saya merasa sedih, sakit bercampur jadi satu. Karena apa? Tangan saya yang ngurus dia sakit, tangan saya yang mencuci pakaian, yang masak nasinya. Tapi ih, kog bisa putuslah tangan saya itu karena dipotongnya”.

Rebeca terkapar tak berdaya selama beberapa jam lamanya sebelum akhirnya dirinya dirujuk ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan. Saat yang bersamaan, laki-laki yang telah melukai dan menyakitinya itu dihukum penjara selama delapan tahun lamanya.

“Dan saya pulang ke Medan. Di Medanlah dimulai kehidupan saya. Kehidupan saya yang baru. Dimana saya harus bisa menerima keadaan saya yang tadinya kita sempurna mejadi tidak sempurna”.

Kesusahan yang dialami Rebeca tak hanya disebabkan oleh rasa kecewa dengan kondisi tubuhnya yang cacat. Namun, ilmu hitam dari sang suami ternyata berimbas pada dirinya yang kerap mengalami kesurupan. “Saya tidak merasa heran, karena saya tahu memang suami saya itu memang orangnya mau begitu. Belum pun dulu kejadian, waktu saya meninggalkan suami saya kembali ke rumah orang tua saya, saya sering juga kesurupan”.

Untuk mematahkan segala kondisi buruk yang ia alami, Rebeca pun mau membuka hati untuk mengampuni dan mendoakan sang suami. “Dan sesudah saya mengampuni suami saya, saya merasa hidup saya lebih tenang. Saya merasa lebih suka citalah menghadapi apapun yang terjadi karena selama ini saya sering sakit”.

Dengan kuasa pengampunan dan doa, Rebeca dapat kembali melebarkan senyumnya, menikmati suka cita dan bangkit menciptakan kembali kebahagiaan hidup bersama kedua buah hatinya. Cacat bukan berarti membatasinya memperoleh hidup penuh bahagia. Dengan hati yang senantiasa mengucap syukur, Rebeca mengaku Tuhan senantiasa memberkati kehidupannya. “Tuhan buka jalan kepada saya, Dia memberkati saya hingga saya bisa buka warung dan saya bisa membesarkan anak-anak saya. Saya mungkin tidak bisa melakukan apapun, jadi saya hanya bisa berharap kepada Yesus. Karena Dialah satunya penolong bagi saya,” tutur Rebeca.

Sumber : Rebeca Tarigan
Halaman :
1

Ikuti Kami