Bank Dunia berpendapat bahwa kisruh politik di parlemen sangat berdampak pada kepercayaan investor dan ekonomi nasional. Lebih lanjut, kondisi ini diprediksi akan menimbulkan 5 ancaman serius seperti diuraikan berikut ini:
1. Rasa percaya investor hilang
Meski awalnya pelaku pasar sangat optimis terhadap terpilihnya Joko Widodo – Jusuf Kalla, saat ini ceritanya sudah berbeda. Kisruh politik tersebut menimbulkan ketidakpercayaan investor dan dunia usaha untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
“Optimisme yang tinggi, ketika Jokowi terpilih, sekarang cenderung menurun,” ujar Ketua umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, seperti dilansir Merdeka.com, Rabu (8/10).
Sofjan menuturkan, stabilitas politik sangat berpengaruh pada peningkatan ekonomi. Penanam modal akan lebih mengambil sikap 'menunggu' dan 'mengamati' atau wait and see hingga kondisi politik kembali stabil.
2. Inflasi rupiah
Tak dimungkiri, negara seolah tak mampu berbuat apa-apa atas anjloknya nilai Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dengan kondisi Rupiah yang menyentuh level Rp12.200 per USD.
“Memang saya sampaika, sinyal yang ditangkap pasar direspon itu negatif. Kalau direspon negatif itu harus didengar. Oleh sebab itu saya pesan kepada politisi-politisi, elit-elit politik, berpesan agar setiap tingkah laku kita, setiap kebijakan dan produk-produk birokrasi kita dilihat pasar, rakyat,” ungkap Jokowi saat menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia di Jakarta, Rabu (8/10).
3. Minat investor berkurang
Parlemen yang lebih didominasi oleh kubu Prabowo dinilai akan menjadi kendala bagi pemerintahan baru Jokowi-JK dalam memutuskan kebijakan. Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chaerul Tanjung mengingatkan bila hal itu terjadi maka kepercayaan investor akan semakin menurun bahkan hilang. “Pasar telah mengetahui, pemerintahan baru tidak bisa leluasa untuk memuluskan kebijakannya di parlemen,” tandasnya.
4. Hambat reformasi struktural
Arogansi politik yang terjadi di parlemen berdampak paling besar pada upaya pemerintahan Jokowi-JK dalam melakukan reformasi struktural. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka negara akan menghadapi depresi nilai tukar yang semakin tinggi.
5. Ancam kedaulatan energi dan program hilirisasi
Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari menyadari besarnya pengaruh politik terhadap investasi di sektor tambang. Bagi industri pertambangan, situasi ini menjadi ancaman serius bagi kedaulatan energi dan program hilirisasi yang menjadi amanah undang-undang. Iklim investasi akan rusak seiring keraguan investor terhadap kepastian penanaman modal di tanah air. Akibatnya, pemerintah akan sulit mewujudkan kedaulatan energi.
Adalah harapan besar seluruh rakyat Indonesia, agar perekonomian Indonesia akan semakin membaik di masa yang akan datang. Dengan cara membenahi kondisi politik yang saat ini terjadi.
Sumber : Merdeka.com/Metrotvnews.com/ls