PRINSIP HUKUMAN : ADIL
Sumber: ciricara.com

Pelayanan Anak / 13 August 2014

Kalangan Sendiri

PRINSIP HUKUMAN : ADIL

Hevi Teri Official Writer
2557

 

Hukuman yang adil tidak akan menimbulkan kebencian dan kepahitan. Baik dalam keluarga atau di sekolah, hukuman harus dilakukan dengan adil.

Dalam rumah tangga tidak boleh ada anak papa, anak mama. Mama sayang ke anak yang ‘kebetulan’ wajahnya mirip dia, dan papa sayang yang satunya lagi karena dia ada dalam garis yang mewakili, meneruskan sifat-sifatnya dengan kemiripannya dengan dirinya. Untuk memberikan hukuman dengan adil, jangan terburu-buru menyalahkan, menghakimi dan menghukum, tetapi panggil semua anak yang terlibat dalam pertengkaran dan dengar semua ceritanya.

Orang bijak berkata: Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya.

Raja yang adil, tahtanya kokoh, sebab rakyat merasa aman dengan keadilan, tetapi sebaliknya pemerintahan yang tidak adil, memunculkan pemberontakan, demikian juga dalam keluarga. Keadilan membuat anak-anak merasa aman. Keadilan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan. Ketidak adilan orang tua, juga memicu pertengkaran diantara anak-anak, yang satu akan membenci yang lain. Ketidak adilan membuat orang kehilangan damai sejahtera, gelisah. Kita juga bisa melihat dari beberapa kisah berikut ini.

Anak-anak bisa saling iri hati dan saling membenci, bicara dengan sengit, bertengkar, bahkan bisa saja saling bunuh. Hal yang serupa juga sering muncul dalam keluarga kita. Mengapa sifat-sifat semacam itu muncul?

Sikap tidak muncul begitu saja, sering kenyataan menunjukan bahwa ‘sikap’ adalah reaksi terhadap sebuah ‘perlakuan’. Sering anak-anak bereaksi terhadap perlakuan yang tidak adil dari orang tuanya. Mereka tidak berani melawan orang tua, dan menyalurkannya dengan membenci anak yang dicintai orang tuanya.

Demikian juga ada kakak beradik yang saling dendam, bahkan juga hampir saja saling bunuh, itulah kisah Esau dan Yakub. Kenapa hal itu terjadi? Jika kita telusuri ke belakang, latar belakang kehidupan rumah tangga dan pola hubungan orang tua mereka, maka kita menemukan pola ada 'anak papa’ dan ada 'anak mama’. Papa mengasihi anak yang satu, dan mama yang lainnya, membuat mereka, kedua akan saling bertengkar.

Ketidak adilan bukan hanya menyebabkan hal-hal diatas, tetapi adalah sebuah dosa! Karena itu marilah kita belajar untuk menjadi orang tua yang adil. Dengarkan anakmu, dengarkan kedua belah pihak kalau kedua anakmu bertengkar. Jangan buru-buru mengambil keputusan. Keadilan akan muncul jika kita mengerti kebenaran apa yang sebenarnya terjadi dan itu bisa kita dapatkan jika kita mau mendengar.

 

Inspirasi Mendidik Anak (Pdt. Ir. Jarot Wijanarko)

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami