Mungkin sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kita harus melatih anak-anak kita untuk punya kebiasaan membaca Alkitab dan berdoa. Memang benar bahwa membaca Alkitab dan berdoa berfungsi sebagai dasar iman kita. Tetapi bagaimana anak-anak kita membaca Alkitab? Apakah mereka mengerti apa yang mereka baca? Apakah mereka memusatkan pikiran ketika berdoa? Apakah isi doa mereka benar?
Jika kita ingin membantu anak-anak kita dalam hal iman, memiliki jam ibadah keluarga adalah cara yang sangat baik. Jam ibadah keluarga menggunakan lingkungan keluarga sebagai tempat ibadah. Menyembah dan mendekat kepada Tuhan harus dipadukan ke dalam kehidupan keluarga kita.
Selama jam ibadah, jika anak-anak masih kecil, kita dapat menggunakan cerita-cerita Alkitab sebagai alat mengajar. Dari situ, perlahan-lahan kita dapat membangun kebiasaan membaca Alkitab dan berdoa anak-anak kita, juga mempersiapkan mereka untuk tetap tenang dan tertib selama kebaktian.
Kalau mereka sudah lebih besar dan bisa berpikir dan mengajukan pertanyaan, kita dapat melakukan pemahaman Alkitab bersama mereka dan membagikan kesaksian pribadi. Selanjutnya, kita bisa berdoa dalam waktu yang lebih panjang, mendiskusikan doktrin, dan membagikan perenungan.
Seluruh keluarga dapat mengurus pekerjaan gereja bersama-sama. Dengan saling menyemangati dalam melayani Tuhan, saling mendoakan, dan bekerja bergandengan tangan, sebuah keluarga Kristen yang baik pun dibangun.
Di samping menyembah Tuhan, jam ibadah keluarga juga berfungsi sebagai saluran komunikasi antara orangtua dan anak. Orangtua dapat mengetahui peristiwa-peristiwa terbaru dalam kehidupan anak-anak - di gereja, di sekolah, dan secara umum.
Iman terjalin erat dengan, dan tak dapat dipisahkan dari, kehidupan sehari-hari. Kita harus menangkap setiap kesempatan untuk mendidik anak-anak kita. Sering kali, anak-anak mengamati bagaimana kita menangani keadaan. Melalui kesempatan-kesempatan seperti itu, kita dapat membagikan pengalaman hidup kita kepada mereka dan memberi mereka nasihat. Bimbingan serupa ini dapat menjadi bantuan besar bagi kehidupan iman mereka.
Jam ibadah keluarga merupakan sebuah kesempatan bagi anak-anak. Orangtua harus menahan diri untuk tidak menyela pembicaraan anak-anak mereka. Desakan untuk mengubah jam ibadah keluarga menjadi jam belajar haruslah dilawan. Kalau tidak, anak-anak mungkin ngeri pada jam ibadah keluarga, sehingga menggagalkan tujuannya. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Ef. 6:4).
Orangtua harus memperlakukan jam ibadah keluarga sebagai saluran untuk lebih mengenal anak-anak dan menyampaikan perhatian dan kepedulian. Jika kita tidak memberikan tanggapan positif ketika mereka memberitahukan hal-hal sepele dalam kehidupan mereka, mungkin kita tanpa sengaja sudah menutup saluran komunikasi tersebut. Usaha untuk membuka kembali saluran ini nantinya akan membutuhkan jauh lebih banyak tenaga.
Gereja Yesus Sejati Indonesia >>>>
Sumber : google