DASAR ALKITABIAH  PENDIDIKAN  IMAN DALAM KELUARGA-2
Sumber: google

Pelayanan Anak / 21 July 2014

Kalangan Sendiri

DASAR ALKITABIAH PENDIDIKAN IMAN DALAM KELUARGA-2

Hevi Teri Official Writer
3677

II Timotius 1:5; 3:15. Paulus memuji ibu dan nenek Timotius karena telah menjadi sumber bagi iman Timotius yang masih muda. Paulus memuji kemauan dan keuletan mereka dalam mengimbangi pendidikan sekuler yang diterima Timotius dengan pendidikan rohani di rumah. Sehingga Timotius tidak hanya kaya dalam ilmu pengetahuan tetapi juga kaya dalam pertumbuhan rohaninya. Hasilnya, Timotius menjadi manusia yang mempunyai integritas yang tinggi dalam menjalani kehidupannya dan menjadi teladan bagi jemaat di kota Efesus.

Ada dua prinsip penting yang menonjol dalam Alkitab tentang pendidikan rohani anak. Pertama, dari rumahlah pertama-tama tanggungjawab untuk memperkenalkan pengajaran kristen itu harus diberikan. Kedua, pengajaran iman yang efektif pertama-tama harus dinyatakan melalui tindakan dan keteladanan, baru kemudian dengan kata-kata. Keteladanan orangtua, pengalaman sehari-hari dan keikutsertaan dalam ibadah merupakan bahan dasar untuk memperkenalkan anak pada konsep-konsep berkenaan tentang Allah.

Sebagai orangtua kita memerlukan komitmen yang kuat untuk proses pendidikan rohani anak. Mengingat tidak mudah melakukannya. Banyak tantangan yang dihadapi. Perkembangan teknologi pada satu sisi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia; tetapi pada sisi yang lain dapat juga merugikan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perkembangan pertelevisian sebagai contohnya. Banyak film-film yang ditujukan untuk anak-anak tetapi bemuansa kekerasan. Film-film dewasa yang kadang mengumbar kekerasan, perselingkuhan dan lumuran darah. Semua itu dapat berdampak buruk bagi perkembangan mental, sosial, emosi dan rohani seorang anak jika kita tidak arif dan mewaspadainya.

Perkembangan jaman yang turut merubah pola kehidupan masyarakat juga merupakan tantangan tersendiri bagi setiap keluarga dalam pendidikan rohani anak. Individualisme (segala sesuatunya untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya dan masa bodoh dengan orang lain; serta cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya), materialisme (yang penting adalah materi dan segala sesuatu dinilai dari banyak tidaknya kepemilikan matreri); dan sektarianisme (yang penting adalah kelompok suku bangsa atau agamanya saja dan merendahkan kelompok suku bangsa dan agama lainnya) yang semakin kuat menggejala. Apabila kita tidak mempersiapkan anak-anak kita dengan baik maka di hari depan mereka menjadi generasi yang berperilaku buruk.

Perhatian, tanggungjawab dan komitmen tersebut mungkin membuat kita kewalahan. Akan tetapi Allah sudah berjanji menyertai kita. Kita dapat berjalan maju dengan mantab, karena Allah akan membimbing kita melalui perhatian, tanggungjawab dan komitmen kita.

 

>>>>

oleh : Pdt. Jotje Hanri Karuh

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami