Lalu, siapakah yang akan hadir di Sekolah Minggu? Semua orang!
Berikut ini kami berikan beberapa tuntunan tentang bagaimana
menjadikan ini bisa terjadi di keluarga ataupun kelas Anda.
1. Jangan Panik,
Ketika pertama kali Anda mendengar teriakan, keluhan, atau
pertanyaan seperti di atas. Ingatlah bahwa sentuhan yang lembut
adalah pendekatan terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Seorang guru atau orangtua yang memperlakukan seorang anak yang
enggan untuk pergi Sekolah Minggu dengan tindakan-tindakan yang
tidak sesuai dengan firman Tuhan atau dengan kemarahan, akan
berisiko seperti yang dikatakan pepatah, "sekepal menjadi
segunung". Fakta menunjukkan bahwa respon yang biasa-biasa saja
malah akan lebih membantu dalam menyelesaikan masalah. Misalnya,
sebagai orangtua Anda bisa menjawab, "Dalam keluarga kita, kita
selalu merencanakan untuk Sekolah Minggu. Kamu tahu, ada satu hal
yang sangat menarik ketika ikut Sekolah Minggu, yaitu bertemu
dengan teman-teman. Siapa saja teman-temanmu di Sekolah Minggu?"
Mengubah suatu keluhan menjadi suatu pernyataan yang positif
adalah salah satu cara untuk meningkatkan antusias anak terhadap
Sekolah Minggu. Bagi anak yang usianya lebih dewasa, mungkin
diperlukan pendekatan-pendekatan yang hangat. "Saya tahu kamu
tidak mau datang Sekolah Minggu saat ini. Tetapi menurut saya,
Sekolah Minggu merupakan cara yang tepat untuk tetap belajar
tentang Firman Tuhan dan bagaimana Dia menghendaki kita untuk
hidup. Jadi kita akan tetap ber-Sekolah Minggu."
by. Wes dan Sheryl Haystead
Sumber : google