BAGAIMANA PERASAAN KITA TENTANG GEREJA
Meskipun pemahaman anak kecil tentang gereja terbatas, dan perilaku
kekanak-kanakan seringkali tampak tidak pada tempatnya, namun bayi
dan anak batita (bawah tiga tahun) mampu membentuk perasaan yang
kuat tentang gereja dan pengalaman-pengalaman mereka di sana. Dalam
suatu penelitian yang menarik tentang masalah ini, Dr. Ronald
Goldman mengajukan pertanyaan kepada beberapa ratus anak di Inggris.
Ia menemukan bahwa sikap mereka terhadap gereja sedikit sekali
berhubungan dengan pola kehadiran mereka di gereja. Melainkan, satu-
satunya pengaruh terkuat terhadap perasaan-perasaan anak tentang
gereja berkembang dari apakah orangtua mereka sendiri juga ke gereja
atau tidak. Minat dan sikap orangtua memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap anak sehingga mendominasi pengalaman anak itu sendiri.
Para orangtua yang menganggap bahwa pergi ke gereja sebagai bagian
penting dalam hidup mereka akan menularkan perasaan ini kepada
anaknya. Dengan demikian, mereka mempersiapkan si anak untuk kelak
memiliki pengalaman yang jauh lebih positif bila orangtua tidak
dapat memberikan dukungan kepada mereka lagi. Jika melalui tutur
kata dan perilaku hidupnya orangtua memperlihatkan bahwa mereka
senang terlibat dalam acara-acara di gereja, maka anak pun akan
berusaha menjadi seperti mereka. Tetapi, jika orangtua menunjukkan
sikap-sikap negatif, maka sikap ini cenderung mengurangi sukacita
yang diperoleh anak di gereja.Sumber : google
>>>>
by. Wes Haystead ( Yay. Gloria, Jogj )