Aku Jual VCD Porno dan Wanita Untuk Bantu Ibu
Sumber: jawaban.com

Family / 18 May 2014

Kalangan Sendiri

Aku Jual VCD Porno dan Wanita Untuk Bantu Ibu

Lois Official Writer
24705

Ketika masih remaja, papa Samuel Irwan pindah ke luar kota agar suatu hari mereka dapat tinggal bersama dan punya kehidupan yang mapan, tidak lagi menumpang di rumah kakek nenek. Tiga tahun berlalu, papanya tidak ada kabar berita. Mamanya pun harus mengutang untuk menghidupi keluarga. Hasil dagangannya kurang laku akhir-akhir itu.

“Di situ timbul kekecewaan di dalam hati saya, ini hanya alasan papa aja. Dia pengen kabur dan ga tanggung jawab dengan kami sekeluarga.” Ujar Samuel.

Dua belas tahun berlalu, Samuel sudah tumbuh dewasa. Suatu ketika, ia melihat sang mama merapikan pakaian papanya. Dia pun menyatakan keberatannya dan meminta mamanya untuk melupakan sang ayah. Namun, mamanya mengumpamakan Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya namun tetap mengampuni mereka. Di situ Samuel makin kecewa. “Untuk apa harapin hal yang ga pasti, hanya buang-buang waktu. Dan akhirnya saya tinggalkan mama,” ujar Samuel. Dia lalu keluar ruangan.

Hari demi hari, Samuel melihat mamanya bekerja keras demi keluarga. “Mama berjualan, buat kue, kadang ada pesanan, kadang juga nggak. Timbul rasa kasihan dalam diri saya untuk membantu mama,” ujarnya.

Kesempatan itu datang dalam VCD porno. Awalnya, Samuel ditawari VCD porno, meski kaget, dia beli satu. Ketagihan, dia terus beli VCD porno tersebut. Kebesokannya dia kembali ke tempat orang tersebut berada dan beli 3 VCD porno. “Setelah saya nonton, maka saya semakin menggebu-gebu. Nafsu saya semakin tinggi, saya mulai terlibat onani. Tiap hari saya melakukan onani dan semakin berkembang menjadi tiga kali sehari. Apabila saya tidak melakukan onani, kepala saya sakit. Setelah itu, saya kembali lagi kepada penjual VCD itu,” ceritanya.

Penjual itu kemudian memberikan saran kepadanya agar menjual VCD porno tersebut, daripada menonton saja tanpa menghasilkan sesuatu. Maka, mulailah Samuel menjualnya kepada teman-temannya. Awalnya hanya berpenghasilan Rp 50 ribu, Samuel dapat meraup keuntungan hingga berates-ratus ribu.

Uang hasil ‘pendapatannya’ tersebut dia pakai untuk berfoya-foya, sementara sebagian lagi dia sisihkan untuk mama dan adik-adiknya. “Mama saya tidak berkata apa-apa, karena dia percaya saya di luar tidak melakukan hal yang aneh-aneh,” ujarnya.

Suatu hari, Samuel pergi ke panti pijat plus plus, karena merasa penasaran. “Saat saya sudah melakukan hubungan seks dengan perempuan di panti pijat itu, saya merasakan kenikmatan yang luar biasa berbeda ketika saya melakukan onani, dan itu membuat saya kepengen lagi kepengen lagi, kalau bisa setiap hari. Setelah itu, saya terjun ke dunia gemerlap,” ujarnya.

Di sana Samuel banyak mengenal perempuan-perempuan malam dan memacari mereka. Dia pun sering menginap di tempat mereka. “Dan tentunya saya melakukan seks dengan mereka, hampir tiap hari, karena gratis,” ujarnya lagi.

“Saya juga menjual mereka kepada orang-orang yang membutuhkan wanita, dan merupakan penghasilan lumayan gede daripada penghasilan VCD itu. Jadi istilahnya sambil menyelam minum air, dapat enak juga dapat untung.”

“Saya tahu apa yang saya lakukan itu salah dan saya tahu itu dosa, tapi hasrat saya yang semakin besar dan kecanduan saya akan seks, didukung lagi keinginan saya untuk mendapatkan uang, saya sudah ga pusing lagi, apakah itu dosa atau tidak,” ceritanya.

Suatu hari ketika menunggu pacarnya pulang kerja di suatu klub malam, Samuel merasa bosan melakukan semua itu. Dia mengalami kejenuhan dalam melakukan onani, melakukan hubungan seks, dan bergaul dengan wanita-wanita malam. Sampai suatu hari dia menantang Tuhan.

“Tuhan, jika Tuhan membuat papa saya kembali, saya akan tinggalkan semua ini dan saya akan bertobat,” doa Samuel setelah 15 tahun kepergian papanya. Dia tahu hal itu mustahil bisa terjadi. Namun, Samuel keliru, tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan.

Kemudian terdengar kabar kalau adik papanya meninggal dunia. Kabar yang disampaikan teman mamanya itu juga menyatakan bahwa papanya akan pulang. “Saat pertama kali saya bertemu dengan papa, timbul perasaan senang. Tapi di sisi lain timbul juga emosi dan kecewa, jika saya ingat mama yang berjuang menggantikan papa untuk mencari nafkah. Mengapa papa datang pada saat-saat sekarang? Mengapa ga dari dulu? Dan di sana terjadi pergolakan dalam hati saya antara penerimaan dan penolakan. Tapi di sisi lain, saya teringat akan kisah Yusuf, dia mengampuni saudara-saudaranya. Dan akhirnya saya memberanikan diri untuk mendekati papa dan berbicara.”

Dengan mata yang berkaca-kaca, sang papa menjawab, “Sudah lama papa menantikan saat-saat seperti ini Sam, bisa berkumpul bersama kamu, mama, dan adik-adik. Sam, papa kangen banget sama kamu, maafin papa Sam,” ujar sang ayah sambil menangis dan memeluk Samuel.

Teringat akan janjinya, Samuel memutuskan untuk berdoa dan meminta ampun pada Tuhan. “Saya merasa najis, kotor, hina, pokoknya nggak layak,” ujarnya. Setelah itu, dia membaca Alkitab. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Dia adalah setia dan adil yang akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan,” kutipnya dari salah satu ayat Alkitab.

Samuel dilanda kekuatiran, apakah semudah itu dimaafkan? Keesokan harinya, dia kembali membaca Alkitab. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Sekalipun dosamu merah seperti kain kesumbah, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

Setelah membaca ayat itu, Samuel merasakan damai yang luar biasa dan dia juga merasakan pengampunan Tuhan. Dia merasakan dosanya sudah dihapuskan, namun pada prakteknya kebiasaan lama itu susah dihapuskan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ada banyak tantangan yang harus dia hadapi, keinginan untuk melakukan onani, menonton video porno, ataupun wanita yang kembali meneleponnya. Namun, dia tidak mau menyia-nyiakan pengampunan yang Tuhan berikan kepadanya. “Ya Tuhan, berikan aku kekuatan agar aku tidak melakukan dosa lagi ya Tuhan,” ujarnya tiap kali godaan itu datang.

“Dan puji Tuhan, Tuhan berikan kekuatan itu sehingga sampai sekarang saya ada di dalamnya,” ujar Samuel bersaksi. “Setelah saya melihat semua yang terjadi dalam hidup saya, saya sangat bersyukur atas kebaikan Isa Almasih. Dia yang memulihkan saya, Dia yang telah mengampuni segala dosa saya, dan Dia yang membuat keluarga saya bersatu kembali dan bagi saya Isa Almasih adalah Tuhan yang hidup,” tutupnya.

Memang tidak mudah melepaskan dosa-dosa yang selama ini menghantui kita, tapi penyertaan Tuhan yang sempurna itu akan memampukan kita dan menjadikan kita indah di hadapan-Nya. Berserah dan percaya pada-Nya, maka Dia akan bertindak.

 

Sumber Kesaksian :

Samuel Irwan

Sumber : V140513110623
Halaman :
1

Ikuti Kami