Janganlah Kamu Saling Menjauhi
Sumber: google

Marriage / 16 April 2014

Kalangan Sendiri

Janganlah Kamu Saling Menjauhi

Puji Astuti Official Writer
5857

Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak (1 Korintus 7:5 TB).

Banyak hal yang menyebabkan orang saling menjauhi, bukan hanya diantara teman atau anggota keluarga bahkan antara suami dan istri. Saling menjauhi ini dapat dimulai dari hal-hal yang sepele, namun tidak dapat diterima, yang berakibat saling memusuhi. Saling menjauhi juga dapat disebabkan karena kesibukan masing-masing, sehingga suami dan istri berprilaku seperti orang asing satu dengan yang lainnya. Jika hal ini terjadi, bagaimana dengan anak-anak? Siapakah yang akan memperhatikan kebutuhan akan pertumbuhan anak-anak ini? Anak-anak anda juga membutuhkan anda selaku orang tua mereka, kebutuhan untuk berkomunikasi, kebutuhan untuk mencurahkan isi hati mereka, kebutuhan untuk disayang, kebutuhan untuk mendapatkan perhatian sebagai bagian dari anggota keluarga.

Demikian juga dengan suami dan istri, bukan hanya istri yang membutuhkan perhatian suami; suamipun memerlukan perhatian istri dalam kehidupan berumah tangga. Alkitab ditulis sebagai pedoman atau petunjuk dalam kehidupan yang kita sekalian jalani untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Dalam ayat yang penulis kutip diatas (1 Korintus 7:5), Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak saling menjauhi kecuali atas persetujuan bersama, agar dapat berdoa dan mengambil saat teduh untuk bersekutu dengan Tuhan. Dengan perkataan lain, Firman Tuhan mengajak suami dan istri untuk saling mendekatkan diri agar si jahat tidak diberi kesempatan untuk membujuk atau mencobai masing-masing pihak untuk jatuh dalam dosa.

Tujuan anda menikah adalah untuk melayani satu dengan yang lainnya, untuk saling berbagi beban satu dengan yang lainnya, untuk membahagiakan satu dengan yang lainnya, untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, dan bukan untuk saling menjauhi, bukan untuk saling bersaing, bukan untuk saling memusuhi tapi untuk saling mengasihi. Apakah anda saat ini mulai saling menjauhi karena kesibukan anda masing-masing? karena gesekan-gesekan kecil yang muncul dalam bahtera pernikahan anda? karena frustrasi yang muncul antara anda dan pasangan hidup anda? karena berkurangnya waktu untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya? karena kurangnya perhatian satu terhadap yang lainnya? karena mertua atau ipar yang ikut campur dalam menjalankan bahtera pernikahan anda?

Adalah bijaksana, jika anda saling memperhatikan kebutuhan masing-masing pihak dan mengambil waktu untuk membicarakannya; untuk saling memberikan afirmasi satu dengan yang lainnya; untuk saling mendengarkan apa yang terjadi dengan pasangan hidupnya setelah berpisah sepanjang hari karena kesibukan di kantor. Peka terhadap kebutuhan pasangan hidup sangat membantu mempererat hubungan antara suami dan istri. Jika ada masalah yang timbul segera selesaikan dalam sebuah percakapan yang sifatnya tidak saling menyerang atau menuduh, tapi saling mendengarkan agar masalah yang ada dapat dimengerti secara jelas sehingga solusi yang bermanfaat dapat diambil dan hubungan suami dan istri dapat berfungsi kembali secara normal.

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Efesus 4:26 TB). Firman Tuhan kembali mengajak kita sekalian untuk segera mencari solusi untuk berdamai sesegera mungkin, jangan berlarut-larut sehingga pada saat matahari terbenam kemarahan anda masih memuncak yang dapat menimbulkan akar kepahitan. "Janganlah matahari terbenam" memberikan pengertian untuk tidak menunda-nunda dalam mencari solusi untuk berdamai, atau menyimpan kemarahan berlarut-larut sehingga anda saling menjauhi, saling menjelekkan, saling menyebarkan gosip, saling melemparkan kata-kata kutukan, dan lain-lain sebagainya. Apakah yang ingin anda capai dengan mengizinkan kemarahan anda, emosi anda memimpin akal sehat anda? Bukankah penyesalan yang akan muncul di kemudian hari?

Marilah kita selaku orang percaya menjalankan perintah Tuhan melalui FirmanNya, yaitu untuk tidak saling menjauhi, untuk tidak saling menyimpan kemarahan berlarut-larut, namun segera berupaya untuk mencari solusi untuk berdamai agar Tuhan dipermuliakan. Semoga bermanfaat.

Penulis
Rev.Dr. Harry Lee, MD.,Psy.D.
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org

Sumber : Rev. Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami