Video Games
Sumber: google.com

Parenting Superbook / 10 April 2014

Kalangan Sendiri

Video Games

Zakarias Feoh Official Writer
2319

Videoa games merupakan bisnis yg sangat menggiurkan, oleh karena pasarnya adalah anak-anak. Ada sisi positif dan juga ada sisi negative dari benda tersebut.  Kuncinya adalah di orang tua, orang tualah yang harus mengatur dengan sebijak mungkin sehingga benda ini tidak berdampak buruk bagi anak sebaliknya berdampak positif bagi anak.    

Sadar atau tidak kita sekarang berada diabad informasi tanpa batas, abad tehknologi tinggi.  Ada yang menyatakan abad layar ada juga yang menyatakan abad digital. Ada juga yang mengatakan generasi google. Generasi yang membutuhkan kecepatan. Oleh sebab itu, semua orang berlomba untuk mendapat informasi apa saja dengan cepat. Yang sekarang lagi marak dan populer adalah permainan video game.  Baik itu di laptop, komputer, maupun hp  dan  lainnya.  Ada berbagai jenis game, ada yang bersifat hiburan, ada  yang bersifat tantangan,  namun tetap memuat  aspek-aspek misteri. 

Yang cukup sering dimainkan sekarang adalah jenis pertandingan, pertandingan ini bisa 2 orang bertanding atau berkelahi. Ada juga game yang memang khusus dibuat untuk mendidik, misalnya ada yang melatih anak untuk berbicara dalam bahasa Inggris.  Sekali lagi, dalam hal ini peran orang tua itu sangat besar. Saran yang bisa di sampaikan kepada para orang tua, supaya kalau anak-anaknya memainkan video game atau play-station, mereka bisa memainkan itu dengan aman.  Orang tua perlu memperhatikan dampak game itu pada anak-anak kita karena semua anak unik tidak sama. Ada anak yang memang dasarnya agak pasif, agak lembut, agak penurut, tapi ada anak yang dasarnya agak keras dan bersifat fisik sekali alias dia akan bersifat agresif.

Beberapa dampak yang mungkin orangtua perlu perhatikan:

1.  Anak menjadi lebih agresif setelah menonton pertandingan atau memainkan game.

2.  Anak menjadi menang sendiri.

3.  Anak jadi malas untuk pergi atau bergaul dengan teman-teman.

4.  Daya khayal yang semakin meningkat. Misalnya mencari harta karun bahwa di hutan itu banyak  harta dsb, dia pikir itu hal yang riil.

Orang tua perlu mengawasi anak dengan ketat, jika  anak sudah terikat dengan video games, maka  anak-anak harus dipaksa untuk keluar dari keterikatan dan pengaruh permainan itu. Anak-anak perlu mendapatkan pembatasan waktu.     Mengapa  kita harus membatasi anak-anak

Pertama, menggunakan mata yang berlebihan di depan layar itu tidak sehat.

Kedua, bermain di depan televisi atau di depan game pasti akan mengurangi waktunya dia bermain atau berinteraksi dengan kita.

Selain bahaya terhadap perkembangan fisik, konsumsi videogames pada anak juga memiliki dampak buruk bagi perkembangan psikologis anak.  Penelitian oleh Ferguson dan Rueda (2010) menunjukkan bahwa konsumsi videogames yang berlebihan pada anak akan berdampak negatif tidak hanya pada perkembangan sosial anak, namun juga pada perkembangan kejiwaan anak itu sendiri.  Oleh sebab itu, Orang tua perlu mencermati  beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan anak seputar  video game.

a. Cermati batasan usia yang tercantum di kemasan video game. Untuk video game yang penuhdengan adegan darah, pembunuhan, pemasungan kepala, tidak dibenarkan untuk dimainkan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun.

  1. Video games sebaiknya tidak dimainkan sebelum anak merayakan ulangtahun yang ke-5.
  2. Pilihlah video games yang bersifat mendidik, misalnya, merangsang logika atau mengajarkan berhitung dan warna, tanpa melupakan unsur kesenangan.
  3. Usahakan agar orang tua, atau orang dewasa lain yang bertugas untuk mengawasi anak, menyertai anak selama bermain video game. Lebih mengasyikkan lagi, jika bermain bersama.
  4. Untuk anak usia 5 tahun, waktu maksimal bermain video game adalah setengah jam. Berlama-lama duduk di depan komputer maupun game console lainnya, tidak berdampak baik. Lebih baik dan asyik jika bermain koboi-koboian bersama Ayah, bukan?

Yang tak kalah penting, sesekali sempatkan orang tua ikut terlibat dalam permainan video game anaknya.  Agar bisa memahami, bagaimana reaksi mereka setelah memainkan video game. Karena jika sudah mulai kecanduan, disinilah peran orang tua untuk mengarahkan ke permainan lain yang lebih positif.  Permainan seperti ini bisa menimbulkan sifat individualistis yang lebih tinggi, karena anak kekurangan kesempatan untuk bersosialisasi. Itu pasti akan mengakibatkan ketimpangan, dia kurang bisa menempatkan diri pada orang lain, tidak bisa mengerti pemikiran orang lain, atau pun berempati pada perasaan orang, karena dia hanya melihatnya dari sudutnya terus-menerus.

Paulus, pernah menyatakan ikutilah teladanku, dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. Filipi 3:17.  Orang tua perlu menjadi teladan bagi anak-anaknya, sehingga bisa menegur dan mengoreksi setiap tingkahlaku anak-anaknya. 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami