Jose Mujica, Presiden Termiskin dan Paling Sederhana Di Dunia

Career / 17 February 2014

Kalangan Sendiri

Jose Mujica, Presiden Termiskin dan Paling Sederhana Di Dunia

daniel.tanamal Official Writer
5024

Umumnya hidup seorang pejabat publik terlebih sebagai presiden pastilah bergelimang kekuasaan dan kekayaan. Namun tidak bagi presiden Uruguay Jose Mujica. Kedermawanan dirinya yang rela menyumbangkan 90 persen gajinya untuk menambah anggaran sosial negerinya, dinilai sebagai langkah spektakuler yang sulit ditiru pemimpin dari negara manapun.

Kedermawanannya tersebut lahir dari latar belakangnya yang seorang gerilyawan melawan tirani kekuasaan di tahun 1960-1970. Karena hal ini Mujica menghabiskan 14 tahun di penjara dengan luka enam tembakan. Didalam penjara inilah Mujica merasakan hidup yang penuh kesusahan dan indahnya rasa berbagi dalam ketertindasan.

Usai dibebaskan pada 1985, Mujica tetap idealis dengan perjuangannya yaitu ingin mensejahterakan dan memberi keadilan pada kaum miskin. Programnya yang pro-rakyat nampaknya menarik perhatian masyarakat Uruguay yang mendapuknya menjadi Presiden pada 2009 lalu melalui pemilihan umum yang demokratis.

Menjadi Presiden, Mujica justru “menolak” seluruh fasilitas kenegaraan yang berhak dimilikinya. Alih-alih tinggal di istana mewah berikut penjagaan ketat dari pihak keamanan, Mujica justru memilih tinggal peternakan milik istrinya di pinggir kota Montevideo. Dirinya hanya menggunakan Volkswagen Beetle keluaran 1987 sebagai kendaraan pribadinya danjuga hanya ada dua petugas polisi yang berjaga sebagai alasan protokoler.

Langkahnya yang mengguncang adalah ketika menyumbangkan 90 persen gajinya untuk menambah anggaran sosial negerinya. Penghasilan yang ia ambil hanya US$775 atau Rp7,45 juta, setara dengan penghasilan rata-rata rakyatnya. Harta pribadi yang ia laporkan US$1.800 atau Rp17,3 juta.

Terlepas dari beberapa kebijakan kontroversialnya, Mujica dipuji dunia ketika dalam Konferensi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan (Rio +20) pada bulan Juni lalu, Jose mendukung filosofinya tentang kemiskinan dan konsumsi. “Orang miskin bukanlah orang yang tidak punya apa pun, tapi orang miskin yang sebenarnya adalah orang yang membutuhkan dan selalu menginginkan lebih.”

 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami