54 Persen Orangtua Yakin The Hunger Games Diambil dari Alkitab

Internasional / 13 February 2014

Kalangan Sendiri

54 Persen Orangtua Yakin The Hunger Games Diambil dari Alkitab

Yenny Kartika Official Writer
5260

Sebuah survei yang baru-baru ini dilakukan Bible Society menunjukkan betapa minimnya pengetahuan anak-anak akan Alkitab. Tiga dari 10 anak mengaku tidak tahu bahwa kisah lahirnya Yesus terdapat di Alkitab, sementara lebih dari 40 persen anak menyatakan tidak pernah mendengar atau membaca peristiwa penyaliban.

Lebih dari separuh anak yang ditanyai mengaku tidak tahu sama sekali tentang kisah Musa yang membelah Laut Merah atau pertempuran David dan Goliat. Sekitar 61 persen anak tidak pernah mendengar perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati yang diceritakan Yesus. Sejumlah kecil responden, yakni 6 persen, yakin bahwa cerita kepahlawanan Hercules terdapat di Alkitab.

Hasil yang tak kalah mencengangkan juga terjadi pada para orangtua yang disurvei. Sekitar 54 persen orangtua percaya bahwa cerita film The Hunger Games diambil dari Alkitab. Sementara 46 persen orangtua tidak mengetahui kalau Kitab Suci memuat kisah bahtera Nuh.

Menanggapi hasil survei ini, Bible Society mengatakan, “Statistik ini sekilas tampak mengejutkan, namun ini menunjukkan bahwa banyak anak yang tidak pernah membaca, menyaksikan, atau mendengar kisah-kisah (Alkitab) tersebut.”

Bible Society melakukan survei pada Januari 2014 lalu terhadap 800 anak berusia 8 hingga 15 tahun, serta 1.000 orangtua. Melalui survei ini, Bible Society hendak mengampanyekan pentingnya menceritakan isi Alkitab kepada anak-anak.

Menurut uskup asal London yang juga mendukung aksi Bible Society, Richard Chartres, membagikan kisah-kisah di Alkitab di zaman sekarang sama pentingnya dengan di zaman yang lampau. Orangtua seharusnya memiliki pemahaman yang benar sehingga mampu menjawab pertanyaan anak-anak seputar Kitab Suci.

Seberapa penting Alkitab dalam kehidupan kita? James Catford, Group Chief Executive Bible Society menyatakan dengan gamblang, “Andil yang diberikan Alkitab dalam kebudayaan kita—baik bahasa, sastra, seni visual, dan musik—sangat besar jumlahnya. Terlepas dari siapa Anda atau dari mana Anda berasal, Alkitab dapat memperkaya kehidupan, dan setiap anak seharusnya memiliki kesempatan untuk mengalaminya.”

 

BACA JUGA:

Pantaskah Hidup Seorang Anak Disia-siakan?

Maukah Kau Jadi Milikku?

My Life was Destroyed Due To Trusting Fate

Pencipta Flappy Bird Muak dengan Game Ciptaannya

The Story, NIV

Sumber : The Christian Institute / yk
Halaman :
1

Ikuti Kami