Keluarga Gladys Staines terbunuh di India, namun dia mau datang kembali ke tempat yang penuh duka baginya itu dan membagikan bagaimana dia bisa mengampuni orang-orang yang telah membunuh keluarganya. Menurutnya, hal itu terjadi berkat dukungan doa dari teman-temannya di India.
Suami Gladys, seorang misionaris Australia bernama Graham Staines dibakar hidup-hidup bersama kedua anak laki-laki mereka Philip (pada waktu itu berusia 9 tahun) dan Timothy (usia 7 tahun) di Orissa, India pada 22 Januari 1999. Segera setelah peristiwa itu, Gladys menyatakan dia mengampuni pembunuhnya.
Pada 2004, dia memutuskan untuk kembali ke Australia untuk tinggal dengan ayah dan putrinya. Namun, dia tetap kembali ke India, ke tempat asalnya dimana dia dan suaminya menaruh perhatian selama ini. Pada 2005, dia dianugerahi Padma Shri, anugerah bagi warga sipil dari Pemerintah India.
“Saya tidak begitu ingat tiap detilnya tapi sebuah keluarga yang dibakar hidup-hidup bukanlah suatu kecelakaan. Lanjutkan saja dengan (membunuh) putri saya, tapi saya tetap akan mengampuni. Saya percaya Tuhan yang menaruh kata-kata ini,” ujar Gladys Staines.
Sungguh tidak mudah, di tengah situasi yang dihadapinya, ketika nyawa orang-orang yang dikasihi melayang tanpa ada salah, ketika nyawanya sendiri dan nyawa anak perempuan terancam bahaya, Gladys punya pengampunan yang begitu besar. Itulah kasih yang sesungguhnya.
Baca juga :
10 Langkah Komitmen Berumah Tangga (1)
Semakin Banyak Penggemar Superbook
Peluang Usaha Baru : Iklan di Tisu Toilet
Sumber : christianpost.com by lois horiyanti/jawaban.com