Emosi Negatif Datang dari Persepsi yang Salah
Sumber: tribunnews.com

Kata Alkitab / 11 April 2013

Kalangan Sendiri

Emosi Negatif Datang dari Persepsi yang Salah

Lois Official Writer
13232

Tuhan membuat kita berharga. Waktu yang telah berlalu tidak bisa kita daur kembali, dia akan pergi jauh meninggalkan kita. Kita dituntut untuk mempersiapkan diri menerima kekecewaan atas kesalahan kita menggunakan waktu dengan salah.Terkadang sulit untuk menerima keberadaan kita, dengan alasan bahwa terlalu sukar untuk mencari uang. Tuhan tidak memerintahkan kita mencari uang, tetapi mencari Dia yang merupakan sumber berkat.

Emosi kita, seperti sebuah koin mempunyai dua sisi yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif (bersukacita, bergembira) memiliki karakter yang sifatnya menghibur dan menguatkan, sebaliknya emosi negatif (iri, dendam dan dengki) cenderung bersifat merugikan dan merusak. Jika perasaan negatif ini kita biarkan menetap lama dalam tubuh kita, maka kita harus siap menghadapi resiko yaitu dia akan menjadi sifat yang mematikan.

Tubuh kita disiapkan Tuhan secara khusus untuk menunjukkan adanya perbedaan dengan ciptaan Tuhan yang lain. Alam yang ada diciptakan Tuhan hanya dengan Dia berfirman, maka semuanya jadi. Tetapi Tuhan memutuskan untuk menyiapkan kita sebagai bahagian dari diri-Nya, untuk hal ini Allah memerlukan waktu mengerjakan sebelum melihat rancanganNya selesai dengan sempurna.

Ada kerangka/blue print seperti apa ciptaan-Nya yang akhirnya Dia sebut sebagai paling bagus dan istimewa, tidak ada ciptaan lain yang menurut Allah sehebat dan sebaik manusia, karena ciptaanNya ini mengambil ukuran dari diri-Nya sendiri. Mazmur 8:4-6, “… Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah …”.

Dalam Perjanjian baru, kita mengetahui alasan mengapa manusia dibuat seistimewa ini? 1 Korintus 3:16, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (band: 1 Korintus 6:19). Tidak ada tempat seistimewa ini, sehingga dianggap Tuhan layak untuk Dia tinggal.

Tubuh kita dirancang Tuhan dengan luar biasa menuruti fungsi perbahagian yang sudah dia tetapkan. Contohnya ginjal, bagaikan mesin yang teratur bekerja setiap saat untuk memisahkan racun yang masuk dalam tubuh lewat makanan yang kita konsumsi, kemudian membuangnya melalui saluran yang Tuhan ciptakan sedemikian rupa. Pankreas yang berfungsi untuk mengatur glukosa dari makanan yang kita konsumsi dan merubahnya menjadi energi bagi tubuh kita. Jantung bekerja untuk mengatur aliran darah dalam tubuh kita agar semua bagian tubuh kita berfungsi sesuai dengan rancangan Tuhan, sudah tentu tujuannya agar tubuh kita ini sehat dan kuat.

Jika ada salah satu bahagian tubuh yang terganggu, misalnya ginjal maka kita akan berhubungan dengan mesin pencuci darah serta bagian lain dalam tubuh kita ini akan ikut bermasalah. Artinya, antara bahagian yang satu dengan yang lain telah dirancang untuk bekerja sama. Mata dipakai untuk melihat dengan jelas apa yang ada disekitar kita, namun jika pada satu waktu menjadi kabur, maka bahagian lain dari tubuh ini akan bekerja melebihi dari biasanya.

Begitulah tubuh kita ini, sedemikian hebat dan istimewa. Tetapi, Daud mengingatkan bahwa emosi negatif atau perasaan yang tidak baik akan menjadi sesuatu yang mengancam kita. Kita seringkali menganggap bahwa apa yang terjadi disekitar kita itulah yang menjadi sebab mengapa kita seperti ini sekarang. Keberhasilan orang di sekitar kita sering menjadi alasan mengapa kita iri, jika kita renungkan baik-baik maka kita juga dapat memiliki kesempatan melihat kesuksesan dalam diri kita.

Jadi, iri hati dan dendam bukan dimulai dari apa yang ada dan kita lihat di sekitar kita, tetapi dari persepsi kita yang keliru terhadap diri sendiri. Kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa kita punya kelebihan tetapi juga kekurangan. Kita akhirnya mengambil suatu sikap yang keliru terhadap diri, sehingga kita kehilangan penghargaan atas diri kita sendiri. Pengakuan adanya kelemahan sangat berarti bagi pemulihan mengenai kekurangan yang kita tidak suka untuk menghasilkan emosi positif.

Dr. Don Colbert dalam bukunya Deadly Emotions, mengungkapkan bahwa emosi itu sama seperti kalau kita mempunyai rumah, untuk mendapatkan tambahan hasil kita sewakan rumah itu, tetapi kepada orang-orang yang tidak baik (seperti teroris, narkoba, dll). Untuk itu kita harus siap bahwa satu waktu kita yang tadinya berharap akan mendapat keuntungan dari sewa ini, tetapi sebaliknya menimbulkan masalah. Pertama, rumah kita nilainya turun karena lingkungannya penuh kriminal. Kedua, rumah itu akan rusak karena digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan diri mereka sendiri. Seperti inilah perasaan negatif yang disebutkan Daud, mereka bagaikan penyewa rumah tadi, ada dalam tubuh kita dan akan merusak tubuh kita ini.

Emosi negatif bekerja menghentikan saraf-saraf yang berfungsi menyalurkan nutrisi dari makanan yang masuk ke seluruh bagian tubuh. Seandainya saluran darah yang berfungsi mengantar nutrisi kebagian tubuh berhenti, maka disitu akan terjadi gumpalan darah yang akan menimbulkan penyakit. Emosi positif memiliki sifat menguatkan dan menyembuhkan tubuh kita, sementara emosi negatif itu mematikan. Amsal 14:30, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.

Mengapa emosi negatif seperti dendam dan iri hati adalah sebuah tekanan dalam hidup? Karena saraf-saraf kita akan menjadi begitu tegang sampai membahayakan diri kita. Allah bukan melarang hanya karena melihat hal itu tidak baik, tetapi karena Dia tahu itu akan membunuh diri kita. Tuhan menyediakan hal-hal positif agar kita dapat menikmati hidup ini. Tuhan menyiapkan hidup ini untuk kekekalan, bukan untuk sementara saja.

Alkitab berkata bahwa Yesus disalibkan adalah karena dengki. Matius 27:18, “Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki”. Pilatus sampai heran ketika memberikan pilihan antara Yesus dan Barabas mana yang akan Pilatus bebaskan. Mereka memilih Barabas seorang penjahat yang kejahatannya diketahui semua orang. Untuk memperkuat pernyataan tersebut mereka berkata dalam Matius 27:25, “…Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”.

Perang dunia II, semua melihat bagaimana siksaan yang begitu berat dilakukan oleh tentara Nazi terhadap Yahudi. Mereka disiksa dan dibunuh. Tetapi, masih ada satu masa tertentu yang merupakan puncak dari sengsara orang Yahudi, yaitu 3½ tahun aniaya besar (Zaman Antikris). Kita tidak ada disitu, karena kita gereja Tuhan akan mengalami penyingkiran. Penyingkiran ini terjadi di dunia ini, dimana kita dipindahkan ke padang belantara dan dipelihara selama masa 3½ tahun masa aniaya besar sebelum kita diubahkan dan diangkat setelah masa itu selesai. Yahudi harus menghadapi satu masa sulit sebagai puncak dari pernyataan mereka tersebut.

Karena itu, senakal-nakalnya anak kita, jangan mengeluarkan pernyataan yang kita tidak bisa tarik ketika dia menjalani hidupnya. Nuh hanya bisa menyesal ketika mengutuk Ham. Kuasailah emosi kita, dan biarlah emosi positif yang bekerja. Anak kita punya harapan kedepan menghibur kita, saat kita melihat mereka mengalami perubahan. Percayalah kepada Tuhan.

Biarkan diri kita menikamati sukacita dan ketenangan di dunia yang semakin sulit, tataplah hari depan dengan senyum serta biarkanlah emosi positif kita berkembang dengan baik sehingga emosi negatif semakin berkurang. Jadi bukan soal lingkungan, tetapi kita sendiri.

Jangan memvonis, tetapi hargailah diri kita bersama dengan kekurangan dan kelemahannya. Buatlah sebuah pengakuan jujur karena dengan cara ini kita membantu diri sendiri untuk terus melangkah maju. Rancangan Tuhan besar buat kita ke depan, sebab itu maju terus dan biarkan emosi positif kita semakin menguasai kita. AMIN

 

By Pdt. Michael P. Kairupan

Sumber : gpdibetlehem.org by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami