Survey: Dari Generasi ke Generasi, Natal Makin Tak Menyenangkan

Nasional / 27 December 2013

Kalangan Sendiri

Survey: Dari Generasi ke Generasi, Natal Makin Tak Menyenangkan

Yenny Kartika Official Writer
5724

Kemeriahan Natal warga Amerika Serikat di masa kini rupanya berkurang dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Fakta ini terungkap melalui data-data survey terbaru yang disajikan Pew Research Center, Rabu (18/12).

Data ini menunjukkan sejumlah aktivitas khas Natal yang banyak ditinggalkan orang beberapa tahun belakangan ini. Sebagai contoh, kegiatan memasang pohon Natal dilakukan 92% orang saat mereka masih kecil, namun berkurang menjadi 79% saat mereka dewasa. Tradisi mengirimkan kartu Natal atau ucapan liburan juga menurun dari 81% menjadi 65%.

Perubahan drastis lainnya terjadi pada kegiatan ‘mengharapkan Sinterklas akan datang ke rumah’, yang pada generasi terdahulu dilakukan oleh 72% anak dan kini hanya 31% yang masih melakukannya. Warga Amerika masa kini juga membeli lebih sedikit hadiah, memberi lebih sedikit makanan atau kado kepada sesama, dan menghadiri lebih sedikit ibadah Natal—dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Di AS, ketertarikan terhadap agama berkurang dari tahun ke tahun, terutama di kalangan anak muda. Mereka cenderung tidak antusias terhadap keagamaan dibandingkan dengan orang tua mereka. Sebuah survey bahkan menunjukkan bahwa kaum remaja usia 20-an adalah yang paling sedikit hadir di ibadah Natal dan paling tidak peduli dengan makna kelahiran Yesus.

Bagaimana dengan antusiasme dekorasi Natal yang makin menurun? Rupanya masalah finansial menjadi penyebab utama. Satu dari 5 warga AS lebih memusingkan bagaimana membayar tagihan ketimbang berencana memasang pohon Natal. Lagipula, banyak orang mengeluhkan bahwa musim liburan seperti Natal malah menciptakan perayaan yang terlalu komersial, materialistis, dan menghabiskan banyak uang.

Natal memang bukan soal hura-hura atau berbelanja. Makna Natal yang begitu dalam juga tidak perlu dipicu oleh pohon cemara, makanan, kado, apalagi Sinterklas. Bukankah inti perenungan Natal adalah soal kelahiran bayi Yesus di kandang yang hina? Bukan kemewahan atau gemerlap dekorasi yang kita saksikan saat Dia datang ke dunia 2000 tahun lalu. Dalam momen Natal, sebaiknya kita bicara pengorbanan, kesederhanaan, dan kerendahan hati Sang Juruselamat.


BACA JUGA:

Pasang Setengah Juta Lampu Natal, Keluarga ini Masuk Rekor Dunia

Diamlah!

Jangan Biarkan Otak Rusak Karena Kerja Berlebihan!

Jupe Ikut Rayakan Natal Bersama Gaston?

4 Alasan Kenapa Kita Seharusnya Tidak Pelit

Whispers of Hope: Berdoalah dengan Tanpa Henti

Gara-gara Pohon Natal, Tiga Wanita Berkelahi

Pohon Natal ini Diklaim Sebagai yang Terjelek Sedunia

Ini Dia 7 Pohon Natal Fantastis Sejagad Raya!


Sumber : The Washington Post/yk
Halaman :
1

Ikuti Kami