Myanmar Tak Sportif, Roy Suryo Ingin Murnikan SEA Games 2013

Nasional / 9 December 2013

Kalangan Sendiri

Myanmar Tak Sportif, Roy Suryo Ingin Murnikan SEA Games 2013

Lois Official Writer
5114

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menilai bahwa Myanmar sebagai tuan rumah SEA Games XXVII sudah menghilangkan nilai sportivitas dan menyalahgunakan haknya dalam menyelenggarakan pesta olahraga antar negara di kawasan Asia Tenggara. Ada beberapa hal yang dilakukan Myanmar yang menurut Roy Suryo tidak pada tempatnya.

Menurut Roy Suryo, MYASOC selaku panitia penyelenggara, tidak memasukkan cabang olahraga internasional seperti tenis dan senam. Selain itu, Myanmar pun memasukkan pertandingan cabang olahraga yang tidak awam seperti Chinlone misalnya.

 “Tidak hanya cabor, tapi juga nomor pertandingan. Bukan nomor utama yang dipertandingkan dalam SEA Games, melainkan nomor tradisional,” ujar Roy Suryo dalam acara Media Gathering Bedah Kantung Medali Indonesia di SEA Games Myanmar 2013, acara diadakan di Hotel Santika, Bogor, Minggu (8/12) malam.

Dia mengambil contoh catur. Catur yang paling maksimal memperebutkan 4-6 medali emas, Myanmar membuatnya menjadi 18 medali emas. Namun, catur yang dipertandingkan bukan catur internasional FIDE, namun catur tradisional yang ketentuannya berbeda.

Ditambah lagi, Roy Suryo mengeluh panitia penyelenggara menyatakan wasit atau juri suatu pertandingan cabang olahraga merupakan tanggungan negara masing-masing. “Awalnya, wasit merupakan tanggungan tuan rumah. Mendadak, wasit dibiayai negara masing-masing. Sehingga kalau tidak hati-hati, banyak negara menarik wasit,” ucapnya.

Melihat itu, Roy Suryo telah mengusulkan perubahan peraturan penyelenggaraan SEA Games saat menghadiri ASEAN Ministerial Meeting on Sport (AMMS) di hotel Chan Palace, Viantiane, Laos, 3-5 Desember lalu. Roy Suryo melakukan negosiasi dengan pemerintah dari negara lain untuk memurnikan SEA Games. Menurut Roy Suryo, ada sebuah usulan supaya penentuan cabang olahraga ditentukan forum AMMS. Saat ini Myanmar menduduki posisi tertinggi sementara dengan meraih 8 medali emas dan Indonesia di tempat keempat dan baru meraih 2 medali emas.

 

Baca juga :

Pergilah, Jangan Berbuat Dosa Lagi

Mengenal Natal Lewat Sejarah

Saat Anak Mulai Pacaran, Haruskah Ortu Ikut Campur?

Pelajaran Berkeluarga dari Kelahiran Yesus

16 Tanda Penderita Positif HIV

Ini Karya-Karya Paul Walker Semasa Hidup

Saat Harus Berkarir Setelah Melahirkan

Sumber : tribunnews.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami