Waspada! Inilah yang Membuat Remaja & Pemuda Jadi Ateis

Internasional / 8 July 2013

Kalangan Sendiri

Waspada! Inilah yang Membuat Remaja & Pemuda Jadi Ateis

Yenny Kartika Official Writer
7345

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa seorang muda-mudi yang tadinya Kristen bisa berubah menjadi ateis? Larry Taunton dari Fixed Point Foundation berupaya melakukan studi untuk menemukan jawabannya, dan hasilnya amat mengejutkan.

Banyak orang mengaku Kristen tetapi gaya hidupnya seakan tidak menyembah Yesus. Padahal, arti kata Christian adalah Christ’s follower  alias pengikut Kristus. Muda-mudi yang belajar di sekolah “berlabel” Kristen belum tentu lulus dari sekolah tersebut dengan menjadi manusia yang ber-Tuhan. Untuk mendapatkan penjelasan, Taunton bertanya kepada sejumlah murid sekolah dan mahasiswa mengapa mereka menjadi kaum tidak-percaya.

Taunton mewawancarai para anggota Secular Students Associations (komunitas penganut ateis, agnostik, humanis, dan skeptis )yang tersebar di kampus-kampus seluruh Amerika Serikat. Ia mendapati hasil yang mengejutkan, bukan hanya karena jawaban-jawaban mereka, namun karena kisah-kisah perjalanan mereka menjauh dari Tuhan.

Phil adalah salah seorang mahasiswa yang ditanyai Taunton. Pemuda ini pernah bergereja, dan bahkan pernah menjadi pemimpin kelompok remaja (youth) di gerejanya. Phil menjauh dari Tuhan bukan karena iming-iming materialistik atau pengajaran moral Kristen. Phil mulai kehilangan imannya semenjak pendeta muda (youth pastor) nya diganti.

Pendeta Phil yang baru tidak mengajari Firman Tuhan sebanyak pendeta yang lama. Gereja tempat dimana Phil berada berubah menjadi wadah yang berusaha memikat hati para jemaatnya ketimbang menantang mereka dalam iman.

Remaja dan pemuda menghadiri ibadah, namun misi dan pesan yang disampaikan gereja menjadi samar-samar. Gereja seakan hanya menawarkan jawaban “gampangan” atas permasalahan hidup yang rumit. Padahal, remaja dan pemuda lebih menghormati hamba Tuhan yang bersungguh-sungguh dengan Alkitab daripada yang berusaha menghibur, membuat senang, atau menjadi sekedar kawan bagi mereka.

Menurut Taunton, apa yang diceritakan Phil merupakan tipikal kisah yang banyak dia dengar saat melakukan studi ini di seluruh negara bagian AS. Taunton juga mengamati bahwa perjalanan seseorang menuju ketidakpercayaan (akan Tuhan) merupakan proses yang melibatkan emosi—bukan hanya intelektual.

Penelitian Taunton menunjukkan, pendeta masa kini cenderung merasa khawatir jika pesan alkitabiah akan membuat remaja dan pemuda bosan. Akhirnya, pelayanan gereja berfokus pada menyelidiki cara-cara agar kekristenan menjadi “seru” dan dapat menghibur mereka.

Apakah begini kekristenan yang Yesus inginkan dari pengikut-pengikutnya? Apakah ada yang salah dengan kebenaran, sehingga kata-kata Tuhan di dalam Alkitab seakan perlu ditambah-tambahi atau bahkan dikurangi? Kita perlu untuk serius merenungkan fenomena ini.

 

BACA JUGA:

5 Selebritis yang Mengaku Ateis

Survei Gallup: Kaum Ateis Terbanyak di Dunia Ada di China

VIDEO: Untuk Pertama Kalinya di AS, Tugu Ateis Dipamerkan

Cerewet Bukan Tanda Sayang!

Bagaimana Jika Penghasilan Istri Lebih Besar?


Sumber : CHRISTIAN POST | YK
Halaman :
1

Ikuti Kami