Kisah Nyata Anak yang Dipukul dan Digantung Terbalik Oleh Ayahnya
Sumber: jawaban.com

Family / 30 June 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Anak yang Dipukul dan Digantung Terbalik Oleh Ayahnya

Lois Official Writer
12682

Sewaktu kecil, Ferry Hutapea punya kehidupan yang bahagia. Papa mamanya sangat menyayanginya sampai papanya berhenti bekerja sehingga perekonomian keluarganya goyah. “Saya pulang, saya lihat papa saya memukuli mama saya, seperti berkelahi dengan laki-laki.” ujar Ferry bersaksi tentang kejadian di masa lalunya.

Tanpa ada alasan, suatu hari Ferry pulang ke rumah sehabis sekolah, dia langsung dimarahi. Sebagai anak tertua, Ferry dianggap tidak mengurusi adik-adiknya, menurut sang ayah. Di saat itu, Ferry ditarik ke kamar mandi dan dipukuli dengan bambu sampai dia pun berteriak minta ampun tapi papanya tak mau peduli dan terus memukulinya.

Di lain waktu, Ferry sempat pulang malam dan kebetulan papanya ada di rumah. Papanya langsung menyeretnya, membawanya ke belakang rumah dan mengikat kakinya dengan tali tambang. Di belakang rumah, dia digantung terbalik selama beberapa jam. Kisah nyata ini benar-benar terjadi dalam hidup Ferry. “Akhirnya, di situ saya jadi punya akar kepahitan sama papa saya. Suatu saat kalau saya besar, saya akan lawan papa saya.” ujar Ferry.

Ferry iri melihat temannya yang mempunyai keluarga yang begitu harmonis. “Tidak ada yang namanya perkelahian, pertengkaran. Ketika saya melihat keluarga temen saya itu, saya iri sekali. Papa mamanya, temen saya dan kakak adiknya bercengkrama bersama-sama. Ada tawa, ada sukacita, ada damai sejahtera, dan ada satu kerinduan saya, saya pengen seperti ini keluarga saya.

Berbeda sekali dengan keluarganya, Ferry sering mendengar kata perceraian dalam ribut ayah dan ibunya. “Saya merasa mereka tidak memperhatikan saya, kehidupan saya semakin hancur.” Masa kecil yang penuh sakit hati, membuat Ferry tumbuh menjadi seorang pemberontak.

Rasa dendam yang tak terbalaskan karena ketakutannya pada sang ayah, dia lampiaskan dengan narkoba dan berkelahi. Suatu hari, saat adiknya sedang bersih-bersih, vas tempatnya menyimpan narkoba tersenggol dan ‘barang haram’ itu pun ketahuan. Papanya pun marah besar. Selidik punya selidik, barang itu ketahuan punya Ferry. Sambil diinterogasi, tangan papanya pun main. Dia dipukul sampai seluruh badannya memar-memar.

Rasa pahit dalam hatinya, membuatnya frustasi. Dia merasa tidak ada yang berarti. “Ga ada yang perhatiin, ga ada yang peduliin,” ujarnya. Suatu ketika, sepupunya mengajaknya ke persekutuan. Di kala itu, hamba Tuhan tersebut berkata, “Ampunilah kedua orangtuamu” yang tidak mungkin kebetulan semata.

“Sampai saat ini, kamu tuh ada karena mereka. Kamu ga bisa mengampuni mereka yang seperti ini?” ujar hamba Tuhan itu yang membuat hati Ferry lebih bergolak lagi. Tidak gampang, tapi Ferry berseru pada Tuhan. “Tuhan Yesus tolong ampuni saya. Tuhan Yesus, tolong mampukan saya untuk mengampuni papa saya, mama saya, dan orang-orang di sekitar saya yang sudah menyakiti saya,” ujar Ferry waktu itu.

Setelah pengampunan itu dialami Ferry, Ferry melihat perubahan baik di dalam dirinya maupun papa mamanya. Dia melihat ada perubahan yang lebih baik dalam sikap orangtuanya tersebut. Dia tidak lagi melihat mereka sebagai pribadi yang menyakiti hatinya. “Saya mulai membangun suatu komunikasi yang baik sama mereka, membangun suatu hubungan yang intim bersama mereka.” tutup Ferry.

 

Sumber Kesaksian :

Ferry Hutapea

Sumber : V130626165810
Halaman :
1

Ikuti Kami