Kisah Nyata Sendy Soedjak dan Pemulihan Masa Lalu

Family / 19 June 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Sendy Soedjak dan Pemulihan Masa Lalu

daniel.tanamal Official Writer
16043

Semasa kecil, Sendy Soedjak mengalami kesendirian dan ketakutan didalam hidupnya. Situasi ini terjadi atas dampak dari kurangnya perhatian dari kedua orangtua Sendy yang begitu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sendy pun pernah melihat sang ayah pergi dengan wanita lain, disamping itu pertengkaran didalam rumah tangga selalu terjadi.

Sendy pun tinggal dengan Oma (ibu dari ayah) yang merawatnya dengan penuh ketulusan. Maka saat Oma meninggal dunia, Sendy merasa begitu sedih dan sepi. Perasaan ini pun menguasai Sendy yang begitu haus akan kasih sayang, hingga pada masa pubertasnya mencari pelarian dengan berpacaran dengan seorang pria. Bahkan untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian, Sendy rela melepas kehormatannya.

Namun pengkhianatan dan kekecewaan didapatnya selama menjalani hubungan pacaran tersebut. Saat itulah Sendy memendam kebencian terhadap pria, hingga dirinya beberapa kali mempermainkan para pria lain. Meskipun dirinya mendapat kesenangan dari hal itu, kesepian dan kesendirian masih terus menghantuinya ketika pulang kembali ke rumah.

Pernah Sendy diajak oleh ayahnya untuk berkunjung menemui wanita lain yang ternyata telah hidup satu rumah dengan ayahnya dengan membawa dua anak lain. Sendy hancur ketika melihat bahwa papanya tidak mempedulikan dirinya. “Dari kecil saya sering melihat teman saya SD dijemput papa mamanya, dibawakan roti, sampai saya bilang Tuhan itu jahat, Tuhan itu gak adil, kenapa yang lain bahagia, kenapa saya tidak? Akhirnya disitu saya mulai membenci diri saya. Dan saya berpikir bahwa tidak akan ada kebahagiaan di masa depan saya. Karena keluarga saya memang sudah hancur,” ungkap Sendy.

Tidak berhenti sampai disitu, Sendy berhubungan dengan pria yang telah beristri. Dari pria ini, Sendy mendapatkan perhatian yang tidak didapatkannya dirumah. Namun karena hubungan yang sudah terlalu jauh, Sendy sempat hamil, namun digugurkannya karena rasa frustasi yang hebat pada dirinya. Bahkan ketika beberapa tahun kemudian dirinya hamil lagi, Sendy juga mengugurkannya, bahkan menginginkan kematiannya.

Setelah tiga belas tahun meninggalkan keluarga, sang ayah kembali lagi kerumah. Inilah saat dimana rasa benci, frustasi dan kebingungan pada diri Sendy menjadi satu hingga membuat dirinya ingin menabrakan mobil yang dikendarainya hingga dirinya mengalami kematian. Namun ketika dirinya tersadar, mobil yang dikendarainya justru berada di halaman rumahnya.

Saat itulah, Sendy diliputi ketakutan akan kematian. Dirinya tersadar bahwa apa yang dilakukannya dapat membuatnya pergi ke neraka dan binasa. Perubahan pada diri orangtuanya, terutama papanya yang mulai mengasihi ibunya, membuat Sendy terdorong untuk bertobat dan berubah. Sendy pun tertantang untuk mengakui seluruh perbuatan dosanya kepada orangtuanya.

Sendy pun mengalami sebuah kejadian didalam doanya kepada Tuhan. “tiba-tiba tubuh saya penuh dengan darah. Tuhan bersihkan badan saya, Tuhan balur badan saya dengan darahnya. Tuhan jawab iya, memang kamu tidak layak, tapi karena Aku telah mati di kayu salib, Aku sudah menebusmu dan melayakan kamu. Saya disiram dengan air dan dipakaikan baju putih. Saya menjadi ciptaan yang baru,”

Akhirnya hubungan Sendy dengan kedua orangtuanyapun menjadi diperbaharui. Sendy memutuskan segala ikatan dan hubungan gelap dengan pacarnya. Bahkan Tuhan memberikannya pasangan hidup yang begitu mengasihinya, juga dengan karunia tiga anak dan juga kualitas hidup yang menjadi berkat bagi hidup dan sesamanya.

 

 

 


Sumber : V130506193145
Halaman :
1

Ikuti Kami