Kisah Nyata Pria dengan Dua Istri dan Kehidupan Malam
Sumber: jawaban.com

Family / 2 June 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Pria dengan Dua Istri dan Kehidupan Malam

Lois Official Writer
210574

Saya kenal dunia malam itu sejak saya SMP. Bapak saya seorang pengusaha kaya jadi bebaslah saya menggunakan uang, menghambur-hamburkannya. Dari situlah saya mengenal seks bebas. Bagi saya saat itu, dosa gampanglah. Saya nikmati dulu hidup saya, enjoy dululah.

Saat ayah saya meninggal dunia, saya tidak merasakan kehilangan sekali. “Ya, papa saya meninggal ya, ya udah…” begitu tanggapan saya waktu itu. Saya dari masa kecil itu tidak merasakan ada perhatian, hanya dimanjakan dengan materi aja. Tapi kalau ada kekurangan sedikit, kesalahan sedikit dari anak-anaknya, terutama saya sebagai anak laki-laki pasti dipukul.

Biasakan sering dulu suka bolos sekolah, main sama temen-temen. Itu dia mau pukul, dia mau jedukin kepala saya di tembok, untung ibu saya langsung tahan. Jadi ya ada akar kepahitan juga pada ayah saya.

Setelah ayah saya meninggal, akhirnya saya kembali asyik dengan kegiatan saya. Suatu hari, kekasih saya datang ke tempat diskotik dan minta menikah dengan saya. Dia bilang mau digugurin tapi ternyata enggak. Wah, saya semakin panik itu. Kok jadi begini? Atas dasar itu, ibu saya menganjurkan untuk menikahinya.

Setelah menikah, saya masih terus keluar malam. Suatu malam, saya bertemu dengan seorang perempuan lagi, saya berkenalan di sebuah klub, saya ngeliat pertama kali kayak pandangan pertama itu di hati langsung klik gitu. Diapun nekat melamar wanita itu tanpa menceritakan statusnya.

Setelah menikah, kebohongan itupun terbongkar. “Pada saat aku baru hamil, itu aku baru tahu,” ujar Yosephine, istri keduanya. “Temen saya buka jasa transportasi, rental gitu. Tiba-tiba dia nelpon saat aku masih di salon.” tambahnya.

“Aku nemuin kartu keluarga suami kamu, tapi nama istrinya bukan kamu.” ujar temen istriku. Tadinya saya masih mengelak, tak mengakui. Karena kebencian, istriku setiap hari pergi sama temen-temen, nongkrong, ketemu laki-laki. “Saya mau buktikan, kalau kamu bisa, saya juga bisa.” ujar Yosephine lagi.

Belum selesai masalah keluarga, bisnis pun digoncang masalah. Saat masalah keluarga mengguncang, kami mulai mengandalkan Tuhan. Suatu hari, saat mengadakan kerjasama, orang ini juga bicara tentang Tuhan. Saya main percaya aja, saya tanda tangan surat kontrak perjanjian.

Suatu ketika, ada pegawai menginformasikan. “Uang yang masuk disetorkan ke dalam rekening ini ini ini atas nama si om yang tadi (yang mengadakan kontrak kerjasama), yang mengaku kawan lama.” ujar si pegawai itu.

Saya kaget, lho kok begitu? Dan lebih parahnya lagi, orang ini yang menjebak saya dan akhirnya berdampak ke masalah hukum. Saya datang ke kantor polisi, langsung 1x24 jam saya langsung masuk ke dalam sel. Kehidupan yang belum pernah saya alami, saya jalani saat itu. Makan ala kadarnya, apa yang dulu bisa saya dapatkan sekarang ga punya, saya putus asa sehingga saya ada keinginan untuk bunuh diri.

Waktu itu saya coba minum obat nyamuk. Tiba-tiba saya pingsan, teman-teman bawa saya ke tempat perawatan, tapi saya ga mati juga. Sampai suatu ketika, ada om yang di dalam penjara itu mendatangi saya.

“Di dalam ada kebaktian tuh, kita datang yuk,” ujar om itu. Oh ya udah, boleh deh, tutur saya.

Ketika saya mendapatkan arahan dari pendeta yang saya temui di penjara, saya sungguh-sungguh minta ampun sama Tuhan. “Tuhan, ampuni saya, atas segala dosa-dosa saya.” ujar saya ketika itu. Saya menangis, menyesali perbuatan saya. Saat itu saya tertekan sekali gitu. Saya jadinya jijik kalau ingat perbuatan saya yang dulu.

Sewaktu di penjara itu, saya mendengar kabar dari istri pertama kalau dia ingin meninggalkan saya. Singkat kata, ini sudah keputusannya, ini pilihan dia. Apa yang dulu kayak benang kusut, apa yang akan menjadi pemecahan persoalan saya ini, yang dalam pikiran manusia ga ada.

Di lain sisi, istri saya pun ditelepon oleh teman lamanya yang sudah jarang berhubungan dan mengajaknya ke sebuah kebaktian. “Sebenarnya saya lagi suntuk, niat saya sih cuma nganterin. Aku masuk ke dalam, tiba-tiba khotbahnya itu pas banget, pas banget dengan apa yang aku hadapi…” ujar Yosephine.

“Di situ dibilang bahwa apabila kamu tidak memaafkan orang yang berbuat salah kepada kamu, maka kamu juga tidak akan dimaafkan. Saya dulu juga ga baik-baik banget, jadi saya pengen diampuni gitu kan. Nah, kalau saya minta diampuni berarti saya harus mengampuni orang lain. Yang terdekat terlebih dahulu adalah suami saya ya kan? Di situ ada satu komitmen yang saya buat adalah ‘Tuhan saya mau coba ngampuni dia’” ujar Yosephine lagi.

Yosephine pun datang ke penjara. “Jadi udah deh, yang lalu biarlah yang lalu,” ujar Yosephine pada saya. Dia juga mengatakan bahwa dia mengampuni saya.

Ketika saya dibukakan pikiran. ini istri saya yang kedua ini luar biasa sekali. Dia tetap ngunjungi saya, yang sebetulnya dia bisa saja ninggalin saya karena saya udah ga punya apa-apa.

Setelah satu tahun tiga bulan menjalani masa hukuman, saya dibebaskan. “Saya heran ya, ada ternyata orang yang brengsek seperti dia bisa berubah. Dari waktu ke waktu, dia menunjukkan perubahan, bagaimana dia merespon anak-anak saya, itu beda banget” ujar Yosephine.

Tuhan memulihkan kehidupan saya, itu dari hubungan saya secara pribadi, untuk masalah ekonomi juga Tuhan pulihkan.

“Tuhan itu luar biasa sekali. Kita itu belum melakukan 0.sekian persen untuk Dia, Dia sudah melakukan untuk kita. Dia tuh baik banget, benar-benar baik sama kita.” ujar Yosephine. Saya yang sudah hina, yang banyak berdosa, tapi Tuhan angkat saya. Tuhan Yesus benar-benar baik buat saya…

 

Sumber Kesaksian :

Yohanes Abrani

Sumber : V120829111029
Halaman :
1

Ikuti Kami