Kisah Nyata Alfius Jala Luky dan Hidup Kerasnya

Family / 29 May 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Alfius Jala Luky dan Hidup Kerasnya

daniel.tanamal Official Writer
9634

Disekolah diperlakukan secara semena-mena oleh para temannya. Dirumah pun Alfius mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari orangtuanya. Hal ini membuat dirinya berkeinginan mencari sesuatu hal yang baru. Dunia beladiri pun sempat diikutinya.

Setelah lulus SMA Alfius sempat mengikuti seleksi masuk ketentaraan. Tahap demi tahap tes seleksi yang dilakukannya berhasil diikuti. Keinginan Alfius untuk menjadi tentara karena dirinya merasa menjadi tentara akan membuat dirinya dihormati dan akan membuat keluarga bangga. Namun hasil akhirnya, dirinya gagal lolos tes.

Kekecewaannya terhadap kenyataan hidup, membuat Alfius hijrah ke Jakarta mengikuti sang kakak, meskipun orangtua tidak menyetujuinya. Ternyata lingkungan hidup sang kakak di Jakarta adalah lingkungan yang keras dengan lingkaran dunia premanisme. Namun ditempat ini Alfius merasa diterima dan dihargai oleh lingkungan sehingga dirinya kerasan menjadi bagian dari hal itu.

Dunia malam kini menjadi gaya hidupnya. Alfius pun terjerumus didalam dunia kekerasan. “Saya tunjukan kalau saya bisa (hidup di lingkungan itu). Fight, ya saya fight. Akhirnya disetiap diskotik yang kita datangi, ya kita diakui disitu. Dan saya rasa, saya punya power. Saya ditakuti,” ungkap Alfius.

Namun dalam sebuah situasi dimana Alfius dan temannya sedang minum-minum, rasa sakit yang hebat menjalar di perut Alfius. Hingga membuatnya rebah tidak sadarkan diri. Hasil diagnosa dan rontgen dari rumah sakit memperlihatkan bahwa Alfius menderita usus buntu dan harus segera menjalani operasi. Namun karena ketiadaan uang maka Alfius tidak bisa dioperasi.

Namun ada satu tetangga Alfius yang mendoakan dan menguatkan dirinya. Segelas air putih didoakan dan diminumkan untuk Alfius. Hasilnya esok pagi, Alfius bangun dengan perut yang tidak sakit lagi. Berangsur sembuh, Alfius masih tetap ke diskotik. Namun sebuah lagu rohani yang diputar disebuah toko musik membuat Alfius terjamah dan oleh beberapa orang di toko itu ditawarkan kaset dan juga pertemuan ibadah.

Alfius pun akhirnya mau pergi ikut beribadah dan menemukan komunitas baru dimana dirinya bisa bertumbuh dan menemukan kebenaran sejati. Namun Alfius tetap juga hidup dalam dunia malam. Hingga rasa sakit yang hebat di perutnya itu kembali lagi. Namun Alfius merasa, teman-temannya tidak ada yang mau peduli. Namun ketika Alfius menghubungi para bapak-bapak yang ada di komuitas ibadahnya, mereka cepat merespon dan segera membawa Alfius ke rumah sakit.

Dokter yang memeriksa pun mengharuskan Alfius untuk segera dioperasi. Karena Alfius sedang mengalami pecah usus buntu. Operasi yang normalnya hanya berjalan dua jam, harus diselesaikan dalam empat jam mengingat parahnya kondisi Alfius. “dan setelah operasi, dokter bedah datang mengatakan bahwa kamu hidup bukan karena daya tahan tubuh kamu, ‘kesembuhan pak Alfius itu karena mukjizat. Dua hari yang lalu usus buntu pak Alfi pecah. Maka bersyukurlah bahwa pak Alfi bisa selamat.”

“Disaat itulah saya merasa Tuhan begitu baik. Sampai saya bilang, apa sih kebaikan saya pada Tuhan. Enggak ada hal baik yang saya buat untuk Tuhan. Tapi kenapa Tuhan mau tolong saya. Karena masa-masa yang sebenanrnya diluar kemampuan saya, ternyata Tuhan datang menolong saya. Tuhan penuh kasih,” kata Alfius.

Hidup Alfius pun berangsur pulih. Pulih secara jasmani dan juga rohani. Dirinya tidak khawatir atau takut lagi untuk ditolak atau diremehkan orang lain. Alfius sadar bahwa dirinya begitu berharga dimata Tuhan dan itulah bentuk pengakuan ynag sebenarnya. Lebih indah dari pengakuan yang dicarinya dari orang lain selama ini.

 

 


 

 

Sumber : V130528095231
Halaman :
1

Ikuti Kami