Situasi dan kondisi di Indonesia setelah 15 tahun mengalami reformasi dianggap masih jauh dari cita-cita reformasi. Banyak pihak menganggap reformasi tidak berarti banyak untuk kemajuan Indonesia. Perbaikan ekonomi, sosial dan politik hampir tidak terasa.
Hutang pemerintah Indonesia sampai akhir tahun 2012 mencapai Rp.1.975,42 triliun. Kalau dibandingkan dengan hutang pemerintah Indonesia pada tahun 2000 yang sebesar Rp.1.234,28 triliun, maka selama 12 tahun kenaikan hutang pemerintah Indonesia mencapai 60,05%. Hingga April 2013, utang Pemerintah Indonesia tetap meningkat hingga Rp 2.023,72 Trilliun.
Tahun 2000, angka pengangguran mencapai 5,81 juta dan tahun 2001 mencapai 8,005 juta. Hingga saat ini, pengangguran di Indonesia mencapai 6,14 persen, Itu sekitar 7 jutaan dari seluruh jumlah masyarakat Indonesia. Hanya berkurang sedikit dibanding jumlah pengangguran tahun 2001.
Keresahan dalam membangun kerukunan beragama juga muncul. Seorang tokoh umat Katolik sekaligus seorang budayawan Indonesia menganggap toleransi beragama di Indonesia masih mengkhawatirkan. “Selama hampir 10 tahun toleransi keagamaan di Indonesia berkurang,” kata Romo Magnis dalam sebuah seminar pada Jumat (17/5). Menurutnya, selama 8,5 tahun terakhir, kaum minoritas Indonesia justru berada dalam situasi tertekan.
Melakukan perubahan radikal suatu bangsa hanya dalam 15 tahun memang suatu hal yang mustahil diwujudkan. Namun, 15 tahun juga bukan masa yang singkat. Kita seharusnya sudah dapat belajar meminimalisir masalah-masalah dan turut bertindak dalam mereformasi Indonesia melalui kegiatan-kegiatan positif.
Baca Juga:
Reformasi Myanmar, Umat Kristen Tetap Tertindas
Warga Twitter Berdoa Bagi Oklahoma
Kisah Nyata Christie: Perjalanan Ditinggal Suami, Kena Stroke, Jadi Penulis
Berbagai Alasan Orangtua Menjodohkan Anaknya
Sumber : berbagai sumber / andre