Perbarui Konsep bahwa Umat Kristiani Punya Tradisi dan Ajaran yang Berbeda

Internasional / 20 May 2013

Kalangan Sendiri

Perbarui Konsep bahwa Umat Kristiani Punya Tradisi dan Ajaran yang Berbeda

Yenny Kartika Official Writer
5274

Ketua Panitia Celebration of Unity (CoU) Nus Reimas menghimbau agar sesama umat Kristiani memperbarui pemikiran bahwa ada saudara-saudara lainnya yang berbeda dalam tradisi beribadah dan ajaran.

“Kita berharap agar seminar (Celebration of Unity) ini meletakkan dasar-dasar yang penting. Kita kembali ke daerah masing-masing dengan memulai mindset yang baru bahwa kita punya saudara yang lain, walaupun dia berbeda dalam tradisi beribadah dan ajaran, tetapi kita semua ditebus oleh darah Tuhan kita Yesus Kristus,” ungkapnya.

Demikian pernyataan yang disampaikan Ketua Panitia CoU Nus Reimas dalam pembukaan Seminar CoU 2013. Acara kesatuan gereja-gereja di seluruh Indonesia ini digelar di ICC Grand Ballroom Lt. 10 Mall Mega Kemayoran (17/5).

Ketua PGLII ini juga memuji keberhasilan pelaksanaan CoU yang bisa digelar di Indonesia. “Kesatuan gereja telah didoakan oleh Tuhan Yesus sejak 2.000 tahun yang lalu dan akhirnya terwujud di Indonesia—sebuah negara dengan mayoritas penduduk bukan Kristen, tetapi penduduk Muslim terbesar di dunia,” katanya, disambut tepuk tangan para hadirin yang merupakan hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja. “Kita berdoa dan berharap bahwa kesatuan gereja akan mencapai titik yang diharapkan oleh Tuhan Yesus, yakni supaya dunia percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat dan Tuhan.”

Seminar ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin gereja dari dalam dan luar negeri, seperti Sekretaris Jendral World Council of Churches (WCC) Olav Fykse Tveit, pendeta senior Gereja Presbyterian “Myung Sung” Korea, Ketua Umum PGI A. A. Yewangoe, Presiden WCC S. A. E. Nababan, Sekretaris Umum PGI Gomar Gultom, dan masih banyak lagi.

Kesatuan gereja-gereja diakui adalah hal yang sulit diwujudkan, apalagi melibatkan semua denominasi di Indonesia : yang bernaung di bawah PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia), PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia), PBI (Persekutuan Baptis Indonesia), Ortodoks, Gereja Bala Keselamatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan lain-lain. Namun dengan semangat kebersamaan yang telah direalisasikan melalui CoU, kiranya perbedaan di antara berbagai ajaran, tradisi, dan doktrin dapat dipersatukan—bukan diseragamkan. Dengan demikian, doa Tuhan Yesus agar “…mereka semua menjadi satu…supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” ([kitab]Yohan17:21[/kitab]) terjawab melalui tindakan umat-umat-Nya.

 

BACA JUGA:

Ketua PGI : Jangan Jadikan Caleg Tempat Cari Kerja

Umat Kristen Dihimbau Tinggalkan Eksklusivitas

Saya Memilih Mengampuni Orang yang Menipu Rp 74 juta

Stock Photography, Secercah Peluang Bisnis bagi Penyuka Motret

Sumber : Jawaban.com | yk
Halaman :
1

Ikuti Kami