Stock Photography, Secercah Peluang Bisnis Bagi Penyuka Motret
Sumber: blog.videography.ie

Entrepreneurship / 17 May 2013

Kalangan Sendiri

Stock Photography, Secercah Peluang Bisnis Bagi Penyuka Motret

Yenny Kartika Official Writer
9639

Hobi adalah sesuatu yang kita senangi, sehingga dalam melakukannya kita pun selalu dipenuhi dengan energi dan antusiasme. Merupakan “bonus” bagi kita jika dapat menjadikan hobi sebagai sumber penghasilan—baik utama ataupun sampingan. Salah satunya, hobi fotografi. Sebagai permulaan, Anda bisa mencoba menyalurkan hobi fotografi ke bisnis stock photography. Apa itu?

 

Stock Photography

Stock photography adalah kegiatan berjualan foto untuk keperluan desain, majalah, iklan, koran, website, dll.

Ada dua jenis stock photography:

1. macrostock
2. microstock

Perbedaan mendasar di antara keduanya adalah, macrostock biasanya berharga mahal, minimal $200 per foto, sementara microstock lebih murah, antara $0,2 - $15 per foto. Peralatan yang dipakai bisa kamera saku ataupun kamera DSLR.

Stock photography yang bisa dijual bukan hanya berupa karya fotografi saja tetapi juga vector (dibuat dengan Adobe Illustrator atau Corel Draw), video, 3D, flash, bahkan audio/musik. Hampir semua karya digital bisa masuk stock industry. Pemain di stock photography terhitung belum banyak jika dibandingkan dengan wedding photography.

Bagi kalangan fotografer, wedding photography lebih terikat karena harus mengikuti kemauan konsumen. Sementara stock photography lebih “bebas” : bebas menentukan konsep atau objek yang difoto, tanpa tenggat waktu (deadline), dan tidak ada komplain dari konsumen kalau foto jelek. Itulah beberapa alasan mengapa stock photography lebih diminati.

Adapun beberapa agensi stock photography yang bisa diikuti adalah sebagai berikut:

www.dreamstime.com

www.fotolia.com

www.istockphoto.com

www.shutterstock.com

www.123rf.com

www.depositphotos.com

www.bigstockphoto.com

www.canstockphoto.com

www.featurepics.com

 

Namun demikian, tidak satupun usaha dapat berjalan tanpa tantangan dan hambatan, begitu juga dengan stock photography. Tidak seperti wedding photography, dimana uang langsung diperoleh setelah menerima order, keuntungan dari stock photography akan terasa setelah 3-6 bulan. Yang perlu diperhatikan: aktivitas unggah (upload) harus dilakukan rutin. Pasalnya, reviewer akan menilai kelayakan foto tersebut sebelum bisa dijual. Lisa Gagne asal Kanada menghasilkan hampir US$100.000 per tahun. Di dalam negri, ada Erwin Nova yang bisa meraup sekitar Rp 5-10 juta/bulan.

 

Ada beberapa tips bagi penyuka hobi fotografer yang berminat terjun ke stock photography :

#1 Karena foto Anda akan dipakai oleh desainer, berpikirlah seperti desainer.

#2 Gunakan ISO di bawah 200 yang menggunakan crop sensor (APS-C). Jika lebih dari itu, sebaiknya pengambilan  gambar ditunda.

#3 Gunakan kamera DSLR, lebih dari 4 megapiksel, dan sebaiknya full frame.

#4 Kurangi adjustment Photoshop, karena bila terlalu banyak akan menimbulkan artifact pada 100% zoom.

#5 Ingatlah bahwa foto Anda di-review pada 100% zoom.

#6 Foto harus merupakan hasil karya sendiri.

#7 Untuk yang membutuhkan model, gunakan model release.

#8 Unggahlah foto sebanyak mungkin secara rutin.

#9 Foto dengan background putih (isolation) biasanya banyak disukai desainer.

#10 Unggah menggunakan FTP (kecuali istockphoto yang tidak bisa memakai FTP), karena lebih cepat.

#11 Siap-siap menerima penolakan dan komentar yang aneh-aneh dari reviewer.

 

Ternyata hobi fotografi tidak selamanya menghabiskan uang. Asal Anda kreatif dan tekun, stock photography bisa jadi secercah peluang untuk menambah penghasilan. Bagaimana, apakah Anda tertarik mencoba?

Sumber : LENSA FOTOGRAFI | DO.INC | YK
Halaman :
1

Ikuti Kami