Menjelang akhir kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono terus mendapat kritikan tajam. Salah satu orang yang kini melakukannya adalah anggota DPR sekaligus politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko.
Menurut Budiman, Presiden SBY selama ini tidak menunjukkan ketegasan membela kelompok agama yang terkena masalah.
"Ini mereka semua yang bermasalah kan warga Indonesia semua, mereka bayar pajak semua, mereka harusnya bisa hidup nyaman, liat tuh kasus GKI Yasmin, Ahmadiyah. Apa masalahnya memang? SBY harusnya tegas negara Indonesia bukan negara Islam kan, nggak usah berdebat soal keimanan. SBY di sini tidak bisa menegakkan konstitusi," ujarnya di depan para peserta Seminar Nasional "Menilai kebijakan pembangunan era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono" di Universitas Prof. Dr. Moestopo, Rabu (8/5).
Selain agama, Budiman juga mengkritik SBY berkenaan kedaulatan ekonomi. Dalam pandangan pria berkacamata ini, Ketua Umum Partai Demokrat tersebut tidak membangun sistem ekonomi yang berpihak secara signifikan kepada kedaulatan negara.
Salah satu contoh nyata, ucapnya, adalah beberapa hutang luar negeri yang selalu bertambah, kemiskinan berkurang tapi kesenjangan naik. Oleh sebab itu, pungkas Budiman, jika SBY nanti bisa diganti, harapan ia Indonesia bisa mendapat figur yang baik dan apa adanya untuk menjadi seorang presiden.
Kritikan adalah sebuah evaluasi diri. Ini merupakan sebuah cermin untuk melihat diri kita sebenarnya dihadapan orang lain. Jika ada hal-hal yang kurang baik, maka memperbaiki adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Tidak menggubris kritikan sama dengan kita sedang membangun tembok kesombongan dan cepat atau lambat, suatu saat sikap yang kita pegang ini akan menghancurkan diri kita sendiri.
Baca juga :
Presiden SBY Prihatin Atas Perbudakan Buruh Pabrik Panci
Kisah Nyata Jacob Kusmanto dan Keberhasilan di Bisnis Tekstil
3 Bisnis yang Diprediksi Sukses di Masa Depan
Hasil Moto GP 2013 : Lorenzo Pertama, Rossi Kedua
Forum JC : Dokumentasi Kopdar Photo Hunting Mei 2013
Sumber : merdeka.com / budhianto marpaung