Kisah Sedih Para Buruh yang Dijadikan Budak Pabrik Panci
Sumber: tempo.co

Spirituality / 7 May 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Sedih Para Buruh yang Dijadikan Budak Pabrik Panci

Lois Official Writer
8286

Pabrik panci dan alat dapur di Kampung Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Sepatan, Kabupaten Tangerang, menjadi perbincangan hangat. Yuki Irawan, sang bos, telah menyekap 25 buruh selama berbulan-bulan. Penyekapan dan penyiksaan ini terbongkar setelah salah seorang buruh kabur.

Inilah yang mereka alami selama bekerja sebagai buruh di sana :

  • Kutu Bersarang di Rambut 25 Buruh Panci

Setelah dibebaskan, Kapolres Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo mengundang tukang cukur untuk para buruh. “Ada kutunya gatal banget,” ujar Arifudin, salah satu buruh sambil nyengir. Pencukurnya, Dina dari Salon Naomi membenarkan hal tersebut. “Rambut mereka lengket, ini gunting cukurnya macet beberapa kali,” kata Dina. Selain itu, menurutnya rambut mereka bau karena kutu bersarang di sana.

  • Ruang Tinggal Buruh Lebih Parah dari Sel Penjara

Ruangan tidur buruh panic berukuran 6x6 meter ini jauh lebih buruk dari sel penjara. Ruangan tersebut dipakai oleh 25 buruh untuk tidur, tanpa ada kasur sama sekali. Hanya hamparan tikar yang sudah koyak di sana-sini sebagai alas. Bau ruangan tersebut pun tidak sedap, mengingat hanya dua ventilasi kaca yang tidak bening ada di atas ruangan.

  • 3 Bulan Tidak Mandi

Saat polisi menemukan tempat itu, mereka menemukan 6 buruh yang disekap dengan kondisi memprihatinkan. “Kondisi tubuh buruh juga tidak terawatt, rambut cokat, kelopak mata gelap, dan berpenyakit kulit,” ujar Komisaris Shinto Silitongan, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Tangerang. Mereka rata-rata tiga bulan tidak mandi dan tidak ganti baju, karena uang, telepon genggam, dan pakaian dari kampung yang dibawa disita pemilik pabrik.

  • Tidak Menerima Apa yang Menjadi Hak Mereka

“Buruh yang sudah bekerja dua bulan dijanjikan akan mendapat upah sebesar Rp 600 ribu per bulan tapi gaji tidak diberikan,” ujar Shinto kemudian. Tidak hanya itu, polisi juga menemukan empat orang buruh yang masih berusia di bawah 17 tahun dengan status masih anak-anak.

  • Penyiksaan

Andi Gunawan (28), buruh yang lari dari sekapan, menunjukkan koreng di kedua kakinya. Koreng yang telah mengering itu berasal dari tetesan cairan alumunium panas bahan panci yang dituangkan di kakinya. “Kalau kami bekerja lamban, upahnya ya siksaan,” ujar Andi.

Itulah kisah sedih buruh panci yang disekap selama berbulan-bulan dan dipekerjakan secara paksa. Mereka menjadi budak di tanah yang merdeka ini. Jadi buka mata untuk sekeliling, lihatlah bahwa ada banyak orang yang masih menderita dan butuh pertolongan kita.

 

Baca juga :

Kisah Bocah yang Jadi Budak Keluarga Rumania

Keuntungan Saat Roh Kudus Tercurah

Anak dan Pelayanan, Yang Mana Jadi Prioritas?

10 Makanan yang Buat Kita Tua

Sumber : tempo.co by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami