Kisah Nyata Kecintaan Pria Akan Harley Daripada Istrinya
Sumber: jawaban.com

Family / 5 May 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Kecintaan Pria Akan Harley Daripada Istrinya

Lois Official Writer
7852

Pria bernama Fafie Vanlee ini sangat menyukai Harley Davidson. “Yang saya rasakan, pokoknya kalau saya sudah di atas motor itu, pokoknya dunia milik saya. Saya merasa orang yang paling gagah, paling kuat. Karena apa? Karena semua orang pada melihat saya gitu.”

Melihat kembali kehidupan Fafie, dia sudah keluar meninggalkan rumah karena diusir sang ayah sejak umur 14 tahun. Selain itu, dia juga tidak mendapat perhatian. Dia pun mulai mencari uang mati-matian. Setelah mempunyai Harley Davidson, dia pun mencari perhatian dari wanita-wanita. Namun, ada satu wanita yang istimewa baginya, mereka berpacaran 8 tahun sampai akhirnya menikah.

Apakah setelah menikah, hobi Fafie akan motor Harley berkurang? “Kalau diumpamakan istri, ya Harley itu istri nomor satu. Saya istri nomor dua,” tutur Chandrawaty, istri Fafie. “Dia kalau bangun tidur, yang pertama dilihat itu bukan saya, tapi motornya. Ya, dia usap-usap, bersih-bersihin,” jelasnya lagi.

Fafie menjadikan Harleynya sebagai berhala, seperti ada keterikatan, menurut pengakuan Fafie. Fafie hanya pulang ke rumah jika butuh sesuatu. Hal yang berlangsung terus-menerus ini membuat Chandrawaty marah. Dia pun mempersoalkan keberadaan sang suami di rumah. Mendengar hal itu, Fafie pun marah dan terjadilah perkelahian dalam rumah tangga. Baginya kala itu, perkawinan hanyalah sebuah status.

“Bisnis saya kan kontraktor, saya ketemu orang-orang. Saya entertain, ya di bar, di diskotik. Ya hidup saya gitu.” cerita Fafie tentang kegiatannya di luar rumah. Lama-kelamaan sang istri pun tahu tentang kegiatannya ini dan menanyakannya. Merasa tidak terima, Fafie malah balik marah. “Saya tidak mengerti bahwa hubungan saya dengan anak-anak itu jadi keras, saya pokoknya keras deh orangnya,” ujar Fafie.

Di tengah keputusasaan, Chandrawaty datang kepada gembalanya. “Kamu harus mengampuni suami kamu, baru Tuhan kasih jawabannya,” ujar sang gembala yang ditirukan Chandrawaty. “Hati saya dilukai, dan untuk berdoa untuk suami saya itu bukan hal yang gampang dan saya belajar dari Tuhan Yesus, saya belajar mengampuni suami saya dan terus saya berdoa.” ujar Chandrawaty yang mengharapkan suaminya sadar dari kelakuan buruknya.

Di sisi lain, karena sering melakukan kegiatan bersenang-senang dan bukannya bekerja, lama-kelamaan usaha Fafie makin menurun. “Berkali-kali bangkrut. Satu-satu, motor dijual, mobil dijual, tanah dijual, dan (tahun) 98 itu klimaks,” ujar Fafie. Di tahun itu, dia sudah habis.

Bisa dibilang, usaha yang bangkrut membuat Fafie kembali pada keluarganya, namun hal itu pun berdampak pada perubahan kondisi ekonomi keluarga. “Akhirnya saya punya utang banyak. Aset-aset saya jual untuk menutupi (utang) bank tapi belum cukup. Saya juga sudah mengurangi kehidupan saya. Tapi ini kan mengurangi bukan karena tobat, tapi karena ga ada duit. Akhirnya saya menyerah,” ujarnya. Hal itu membuat dia menggantungkan harapannya pada Tuhan.

Tiba-tiba ada teman yang menolong dalam hal materi. “Ketika saya mendekat dengan Tuhan, Tuhan buka jalan-jalan. Ketika saya mulai hidup benar, saya diajak seseorang untuk ikut sebuah acara yaitu pria sejati,” tutur Fafie.

Pulang dari acara tersebut, Fafie meminta maaf kepada istrinya dan anak-anaknya. “Saya bersyukur sama Tuhan, Tuhan baik. Waktu saya dipulihkan sama Tuhan, saya bisa diampuni sama anak-anak, sama istri saya.” ceritanya. “Saat itu saya merasa hidup berkeluarga itu luar biasa. Saya sangat membutuhkan mereka,” tambahnya.

Namun ternyata, dua tahun kemudian, Fafie harus mengalami kesedihan luar biasa. Anaknya yang pertama meninggal dunia karena kecelakaan. Saat itu, yang tidak bisa menerima kenyataan adalah Chandrawaty.

Kemudian, anaknya yang kedua, tiba-tiba suatu malam pukul 22.30 WIB mengetuk pintu kamar mereka dan mengatakan bahwa matanya sakit. Di situ mereka berdoa. Namun sang anak ternyata muntah dan pingsan. Sampai di rumah sakit, ternyata anaknya tidak tertolong. Dia pun meninggal dunia.

Bukan perkara mudah dapat bertahan setelah ditinggal meninggal oleh kedua anak mereka. Namun, pengharapan dalam Tuhan Yesus dan pertemuan mereka kembali di surgalah yang sedikit banyak telah memberi kekuatan. Satu hal yang dapat Fafie petik, keluarga adalah harta yang paling berharga yang harus dipelihara sebaik-baiknya.

 

Sumber Kesaksian :

Fafie Vanlee dan Chandrawaty

Sumber : V130503153339
Halaman :
1

Ikuti Kami