Kisah Nyata Pria yang Diikat Seks dan Narkoba
Sumber: jawaban.com

Family / 28 April 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Pria yang Diikat Seks dan Narkoba

Lois Official Writer
15307

Wanita-wanita rela membayar dengan tubuh mereka kepada Israel Koosnadi agar mereka dapat dijadikan bintang iklan. “Jujur saat itu, saya kebawa sama suasana. Permintaan dari temen-temen khususnya kalangan artis model tempat saya bekerja dan pergaulan semakin banyak, mau ga mau menuntut saya harus menyediakan barang juga.” jelas Isra.

Di masa remajanya, Isra sudah mulai mencoba rokok dan minuman keras. Ketahuan sang ayah, tindakan kekerasan pun dia terima. Makin dewasa, Isra melangkah makin jauh. Makin mengenal obat-obatan, dia sudah tidak peduli pada hidupnya, bahkan dia pernah sampai over dosis dan dia tetap anggap sepele.

Namun, sebenarnya kematian sang ayah membuat dia tidak bisa menerima, mengapa Tuhan begitu jahat. Ditambah lagi sang ibu pindah ke Jogja tiga bulan setelahnya, sehingga dia harus tinggal bersama kakak perempuannya saja. Israel yang merasa sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, akhirnya hidup di jalanan.

“Kehidupan di jalanan yang keras akhirnya membuat saya jadi keras. saya bergaul dengan preman-preman, saya bergaul dengan orang-orang yang keras. Itu membuat saya menjadi orang yang egois, membuat saya menjadi orang yang tidak punya perasaan sama sekali.” lanjutnya.

Dua kali Isra mengalami OD, dia pun ingin meninggal melalui narkoba, namun nyawanya masih melekat di tubuhnya. Karena dia merasakan kekosongan, kekosongan yang tidak bisa dipuaskan dengan segala perbuatannya. Sampai suatu ketika, dia diloloskan dari maut di jalan raya. Namun, itu tidak membuatnya sadar, dia malah berbuat lebih parah lagi.

Setiap ada pesta, Isralah yang menyediakan jasa wanita, obat-obatan, dan segala macam untuk melengkapi kesenangan duniawi itu. Suatu hari, ada seorang teman yang pesta, di sana dia OD untuk ketiga kalinya. Selama tiga hari, dia tidak sadarkan diri.

“Saya merasa roh di dalam diri saya itu mulai meninggalkan tubuh. Saya melihat banget di alam roh, mungkin orang ga bisa kebayang, tapi saya tahu itu terjadi. Karena setiap orang yang meninggal, roh mereka akan terpisah dari jasadnya. Saya tahu, ini moment dimana Tuhan mau panggil saya. Saya bisa merasa ada ketakutan yang sangat dan diingatkan kembali apa yang pernah saya lakukan. Masa-masa ketakutan yang mencekam, dimana pada akhirnya saya jadi takut mati.”

Lalu Isra teringat akan lagu sekolah minggu. “Memang manusia hidup di dunia hanya sementara, dan ga selamanya dia bisa hidup di bumi kan? Saya tahu kalau saya mati dalam kondisi seperti itu, saya ga mungkin ke sorga. Sebaliknya, saya pasti ke neraka. Hal itu membuat saya berseru pada Tuhan.”

“Kalau Tuhan benar-benar hidup, kalau Tuhan benar-benar ada kasih saya kesempatan.” kata Isra kepada Tuhan waktu itu.

Isra yang waktu itu rohnya masih berada di luar tubuhnya, merasa bahwa kesempatan itu tidak mungkin datang. Namun, di hari ketiga ternyata Isra sadarkan diri. “Saya menyadari bahwa saya didiemin aja (oleh teman-temannya, red) selama tiga hari itu. Saya menyadari bahwa persahabatan dengan dunia ini adalah persahabatan yang semu.”

Hal itu membuatnya berbenah diri. Dia pergi ke Jogja menemui sang ibu. “Dan itu saya mulai pemulihan dalam kehidupan saya. Ga gampang. Pemulihan itu saya harus tinggalin temen-temen, saya harus tinggalin pekerjaan, saya harus menjauh dari komunitas.” Ditambah lagi, Isra pun berjuang untuk lepas dari jerat narkoba dan segala kebiasaan buruknya.

Pemulihan pun makin terjadi saat dia mengikuti salah satu acara rohani. Di sana, dia diajarkan tentang kasih Bapa dan lama-kelamaan dia bisa melepaskan pengampunan untuk orangtuanya. “Saya bisa merasa merdeka, saya tidak ada lagi kecewa, sakit hati. Dia telah pulihkan seluruh keberadaan kehidupan saya.”

Setelah dipulihkan, kini dia bersama rekan-rekannya membagi kasih itu kepada anak-anak jalanan. “Saya menyadari bahwa hidup saya bukanlah saya lagi, tapi Kristus yang hidup dalam saya. Sehingga apapun yang saya lakukan sekarang ini, cuma satu, supaya kasih Tuhan nyata pada setiap orang yang saya layani.”

 

Sumber Kesaksian :

Israel Koosnadi

Sumber : V130424155533
Halaman :
1

Ikuti Kami