Lebih dari 50 Orang Kristen Ditahan di Sudan

Internasional / 2 March 2013

Kalangan Sendiri

Lebih dari 50 Orang Kristen Ditahan di Sudan

Zee Official Writer
2512

Pemerintah Sudan menahan setidaknya 55 orang Kristen selama 2 minggu lebih tanpa dakwaan apapun, sesuai dengan pemberitaan Christian Today, 21 Februari 2013.

Menurut sebuah yayasan Kristen, Christian Solidarity Worldwide (CSW), kelompok yang juga terdiri dari beberapa pemimpin gereja tersebut dituduh telah menerima suapan dari negara-negara asing, termasuk Israel.  

Larangan diturunkan secara tiba-tiba sejak akhir tahun 2012 terhadap orang-orang Kristen yang bekerja pada organisasi-organisasi pelayanan telah mengakibatkan deportasi setidaknya 100 orang pekerja asing dalam beberapa bulan ini. Sementara penduduk Sudan yang beragama Kristen sendiri telah ditahan untuk dimintai keterangan lebih lanjut oleh pihak keamanan.

CSW juga melaporkan bahwa telah dimulai kampanye media yang melawan Kristenisasi yang dilanjutkan oleh penutupan sekolah-sekolah, kampus, dan pusat-pusat pelatihan yang berhubungan dengan agama Kristen. Tindakan keras terhadap masyarakat Kristen ini simulai sejak Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan mereka di tahun 2011.

Mengenai penangkapan sewenang-wenang terhadap 55 orang tersebut, direktur advokat CSW, Andrew Johnston menyatakan keprihatinannya, “Kami mengimbau pemerintah Sudan untuk membebaskan tahanan-tahanan tersebut dan mengakhiri kampaye kekerasan terhadap kaum Kristen mereka,” katanya.

Selain itu, Johnston juga menyarankan pemerintah Sudan untuk kembali mengkonsultasikan konstitusi barunya.

“Kami juga meminta dengan sangat agar pemerintah Sudan sekali lagi melakukan konsultasi secara menyeluruh dalam merencanakan konstitusi barunya dan memastikan bahwa hal seluruh masyarakat Sudan dalam kebebasan beragama dan kepercayaan dapat dipenuhi, sesuai dengan artkel 18 perjanjian internasional mengenai hak sipil dan politik, International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) yang telah ditandatangani Sudan,” kata Johnston.

Kebebasan beragama merupakan sebuah hal yang dinilai semakin mahal belakangan ini. Nampaknya terjadi persaingan antara beberapa agama yang mengakibatkan terjadinya tindakan penganiayaan yang menyerang hak kebebasan beragama. Kiranya tragedy-tragedi yang terjadi dapat dijadikan sebuah pelajaran bahwa kebebasan beragama merupakan sebuah hal asasi yang tidak bisa diganggu gugat oleh pihak manapun.


Baca juga artikel lainnya:

Is S/He the One?

In Faith, There's Help


Jokowi Jaga Monas 24/7

Sumber : christiantoday.com / Zee
Halaman :
1

Ikuti Kami